BACA JUGA: Niat Beli Suara ke KPU, Duit Caleg Amblas
Sebab, korban kekerasan seksual pada anak terus mengalami peningkatan selama tiga tahun terakhir ini.Tahun 2008 misalnya
BACA JUGA: Penculik Calvin Dibekuk Polisi
Jumlah itu melonjak tujuh kali lipat menjadi 42 kasus tahun 2009BACA JUGA: Penyelundup Shabu Dituntut 19 Tahun Penjara
Fakta di atas tersaji dalam seminar sehari bertajuk Penanganan Korban Kekerasan Seksual yang digelar di Aula Poliklinik Lantai III RS Sanglah, Kamis kemarin (24/6)Acara tersebut berangkat dari maraknya kasus pelecehan seksual dan korban pemerkosaan pada anak-anak belakangan ini."Kita sangat prihatin dengan apa yang menimpa anak-anak kita saat iniDan semua kita berkewajiban turut serta dalam melakukan upaya pencegahannya," imbau Koordinator Pelayanan Forensik RS Sanglah, dr Ida Bagus Alit SpF, sebagai salah satu pembicara kemarin.
Selain dia, tampil juga sebagai nara sumber adalah dr Dudut Rustyadi SpF, dr Nyoman Ratep SpKJ dan dr AA Sri Wahyuni SpKJ.
Acara itu juga dihadiri oleh berbagai unsur, di antaranya pihak DPRD dan Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi BaliHadir juga dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) serta dari kalangan masyarakat dan lembaga swadaya masyarakat (LSM) seperti LBH dan Aisyah.
Maraknya kasus pemerkosaan terhadap anak-anak, kata dr Dudut, membuat pihak RS Sanglah harus bekerja ekstraOleh karena itu, lanjut dia, pihaknya telah melakukan upaya maksimal untuk membantu dan ikut serta dalam penanganan penyakit sosial ituDi antara dengan membagi wilayah kerja menjadi dua bagian, yaitu intra hospital dan extra hospital.
Adapun intra hospital, adalah upaya yang dilakukan RS Sanglah untuk membantu penanganan korban dengan maksimal"Misalnya meningkatkan kwalitas pelayanan dan menjaga kenyamanan serta menjaga privasi pasienItu sangat kami rasakan penting karena ini menyangkut masa depan korban," katanya.
Sementara extra hospital, adalah tindakan RS Sanglah ke luar dalam rangka untuk berperan aktif dalam pencegahan dan penanggulangan pelecehan seksualMisalnya dengan sosialisasi ke sekolah dan membina kerja sama yang intensif dengan berbagai instansi dan kalangan.
Sementara itu Kepala Bagian Pembinaan Kesehatan Masyarakat Dinkes Bali, Laksimawati, yang ditanya wartawan di sela-sela acara mengaku sangat prihatinMaraknya korban kasus pemerkosaan terhadap anak-anak membuat pihaknya berancang-ancang untuk membuat wadah baruPos baru yang akan menangani masalah kekerasan dan pemerkosaan anak itu rencananya akan diaktifkan pada tahun 2011 mendatang.
"Fenomena ini (kekerasan seksual pada anak, Red) harus menjadi perhatian seriusTidak terbatas pemerintah, kita harus terlibat aktif dalam pencegahan kasus serupaKalau pun sudah terlanjur mari sama-sama kita tangani dengan sebaik-baiknyaKarena menyangkut masa depan mereka," tukasnya(mar/aj/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Terbakar Cemburu, Penculik Potong Dua Daun Telinga
Redaktur : Tim Redaksi