Korban Penganiayaan oleh Terduga Oknum Prajurit TNI di Papua Terungkap

Sabtu, 23 Maret 2024 – 21:26 WIB
Arsip Foto - Kepala Pusat Penerangan TNI (Kapuspen TNI) Mayjen TNI Dr. Nugraha Gumilar menyampaikan paparannya saat berkunjung di Wisma Antara, Cikini, Jakarta, Kamis (18/1/2024). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/nz/am.

jpnn.com, JAKARTA - Mabes TNI menyebut korban penganiayaan oleh terduga oknum prajurit Batalyon Infanteri (Yonif) Raider 300/Brajawijaya di Papua adalah anggota kelompok kriminal bersenjata (KKB) atas nama Definus Kogoya.

Hal itu disampaikan Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen TNI Nugraha Gumilar berdasarkan hasil pemeriksaan sementara atas video penganiayaan yang diduga pelakunya prajurit TNI.

BACA JUGA: Aksi Kekerasan Oknum TNI Viral, Mayjen Izak Buka Suara

Walakin, hasil pemeriksaan awal itu belum dapat mengungkap identitas pelaku penganiayaan.

"Diduga oknum prajurit TNI melakukan tindak kekerasan terhadap tawanan, seorang anggota KKB atas nama Definus Kogoya,” kata Kapuspen TNI saat dihubungi di Jakarta, Sabtu (23/3).

BACA JUGA: Jenazah Dua Polisi Korban KKB Dievakuasi Menggunakan Helikopter

Menurut Mayjen Gumilar, lokasi penganiayaan itu di Pos Gome, Kabupaten Puncak, Provinsi Papua Tengah.

Dia pun menegaskan bahwa TNI menangani dugaan penganiayaan ini secara serius.

BACA JUGA: Polisi Ungkap Modus Bapak dan Anak Pemilik Ponpes Mencabuli Santriwati, Ya Ampun

"Sampai hari ini, penyelidikan juga masih berlangsung," ucapnya.

Sementara terkait pelaku, Kapuspen mengatakan bahwa TNI masih mendalami dugaan mereka adalah oknum prajurit.

"Masih dalam penyelidikan. Dalam video tersebut lebih dari satu ya. Ada yang memukul, ada yang merekam,” lanjutnya.

Dalam video yang viral di media sosial, seorang pria dalam keadaan terikat dan luka-luka dianiaya oleh sejumlah orang, yang salah satunya diduga prajurit TNI.

Dalam tayangan itu, seorang pelaku kekerasan diduga prajurit TNI karena dia mengenakan kaus yang kemungkinan merujuk pada nama satuan, yaitu Batalyon Infanteri (Yonif) Raider 300/Brajawijaya.

Tulisan "300" yang berwarna kuning keemasan tercetak cukup jelas di bagian dada kaus berwarna hijau khas Angkatan Darat.

Namun demikian, sejauh ini belum ada informasi yang membenarkan dugaan tersebut ataupun yang menyatakan dugaan itu keliru.

Kapuspen meminta publik untuk menunggu hasil penyelidikan, karena saat ini TNI memeriksa secara mendalam isi video tersebut.

"Semua terkait video tersebut, TNI sedang melakukan penyelidikan secara mendalam," kata Kapuspen TNI.

Kapuspen mengatakan bahwa TNI bakal mengumumkan hasilnya jika ada perkembangan terkait penganiayaan itu.

Terpisah, Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) XVII/Cenderawasih Letkol Inf. Candra Kurnia menyampaikan informasi yang sama dengan Kapuspen.

Dia menyebut TNI masih menyelidiki isi video, di antaranya termasuk rekaman peristiwa itu asli atau hasil rekayasa, para pelaku aniaya beserta identitas mereka.

Candra menegaskan jika hasil pemeriksaan menunjukkan pelaku merupakan prajurit, maka TNI tidak bakal ragu menghukum pelaku.

"Karena TNI seperti lembaga atau institusi lainnya yang juga menjunjung tinggi hukum dan HAM," kata Kapendam XVII/Cenderawasih dalam siaran tertulisnya yang diunggah dalam akun Instagram Kodam XVII/Cenderawasih @kodam17, Jumat (22/3).

Dia juga menekankan TNI dan masyarakat Papua punya hubungan yang harmonis, termasuk antara Satgas Yonif 300/R dan masyarakat di Ilaga, tempat para prajurit bertugas selama hampir satu tahun.

"Tidak pernah ada keluhan perilaku keras terhadap masyarakat. Justru, masyarakat sangat senang dengan Satgas Yonif 300/R dan diberi kehormatan oleh Suku Dani dengan gelar Kogoya dari Kepala Suku Besar Kabupaten Puncak di Gome," ujar Candra.(ant/jpnn.com)


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler