BACA JUGA: MS Kaban: Buka Skandal Century Bukan untuk Barter
Ini bisa terjadi karena masih berlakunya tradisi masyarakat Indonesia untuk menempatkan perempuan di dapur."Karena perempuan yang paling banyak ngurusi dapur, maka perempuan yang paling menderita ketika kompor gas meledak," ucap anggota Komnas Perempuan Andy Yentriyani, saat menggelar jumpa pers di kantornya, Selasa (20/7)
Akibatnya perempuan jugalah yang menderita, mulai dari luka ringan, luka permanen sampai meninggal dunia.
Andy menilai ada kesalahan saat pemerintah memberlakukan program konversi minyak tanah ke gas, yakni tidak menyertakan pendidikan penggunaan kompor gas yang baik dan aman
BACA JUGA: Kapuspenkum Dinasehati Agar Tidak Banyak Bicara
Kondisi ini diperparah dengan buruknya kualitas tabung dan asesorisnya sehingga sering menimbulkan ledakan.Andy juga menilai pemerintah tak menyiapkan dana khusus penanganan korban ledakan tabung gas
BACA JUGA: Batin Tertekan, Jaksa Menangis di PN Tipikor
Padahal, imbuh dia, kebanyakan korban adalah golongan masyarakat ekonomi lemah"Apalagi kalau terjadi kebakaran, pastinya perlu biaya besar," tambahnya.
Andy meminta permasalahan ini segera dituntaskan oleh pemerintahJika memungkinkan, pemerintah membuat sejenis program jaminan sosial bagi korban ledakan tabung gasDengan begitu, kehidupan sosial ekonomi korban bisa segera pulih(pra/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Yusril Kembali Datangi Kejagung
Redaktur : Tim Redaksi