Korut Kembali Ancam Perang

Senin, 25 Januari 2010 – 00:13 WIB
TENTARA - Pemimpin Korut Kim Jong Il saat di hadapan personil tentaranya beberapa waktu lalu. Foto: KCNA
SEOUL - Eskalasi di Semenanjung Korea kembali memanasAncaman perang datang Korea Utara (Korut), setelah Korea Selatan (Korsel) memperingatkan seterunya itu bahwa pihaknya tidak segan untuk melancarkan serangan peringatan jika persiapan perang nuklir tetap dilakukan.

Militer Korut mengancam siap mengambil langkah serius untuk menjaga kedaulatan dan martabat negaranya

BACA JUGA: Berkumpul untuk Korban Haiti

Ancaman juga ditujukan terhadap target-target strategis di Korsel, termasuk pusat komando militernya.

"Tentara revolusi kami akan menanggapi skenario serangan peringatan tersebut
Ketika pemerintah boneka Korsel telah menentukannya sebagai kebijakan negara, kami menganggapnya sebagai deklarasi perang," seru Staf Jenderal Tentara Rakyat Korea, dalam sebuah statement yang dilansir kantor berita Korean Central News Agency (KCNA).

Ancaman Korut tersebut muncul, demi merespon pernyataan Menteri Pertahanan Korsel Kim Tae-young yang menerangkan perlunya melancarkan serangan peringatan jika ada indikasi jelas bahwa negara pimpinan Kim Jong Il tersebut tengah mempersiapkan serangan nuklir.

Juru Bicara Kementerian Pertahanan Korea Selatan, Wong Tae-jae menilai, reaksi Korut tersebut sudah diprediksi sejak awal

BACA JUGA: Giliran Yunani Dilanda Gempa

Kim Tae-young pernah mengungkapkan hal serupa pada 2008, ketika masih menjabat sebagai Kepala Staf Gabungan Korea Selatan
Saat itu Korea Utara langsung mengancam akan menghancurkan Korsel.

Sejumlah analis di Korea Selatan menilai pernyataan mutakhir Korut tersebut mencerminkan intoleransi terhadap ancaman apapun yang dianggap mengganggu keamanan rezim Kim Jong-il

BACA JUGA: Terpaksa Revisi RUU Kesehatan

Namun, perang pernyataan di media tidak akan terlalu mengganggu upaya untuk memperbaiki kembali hubungan antara kedua Korea.

"Korut mengirimkan sinyal bahwa pihaknya siap untuk bekerjasama dengan KorselNamun tidak akan bertoleransi jika Korea Selatan mengusik wibawa rezim Kim Jong-il," terang Paik Hak-soon dari Sejong Institute, lembaga think tank swasta yang berada di dekat Seoul, seperti dikutip Associated Press.

Rezim komunis Korea Utara mulai menjalin komunikasi dengan AS dan Korsel beberapa bulan belakangan, untuk meredam tekanan atas pemberlakuan sanksi oleh PBB akibat melakukan uji coba nuklir tahun laluKorut menarik diri dari perundingan internasional yang membahas penghentian program nuklirnya April tahun laluNamun, mereka memberikan sinyal untuk kembali berunding jika sanksi PBB dicabut.

Hubungan kedua Korea sebenarnya sudah mulai membaikMinggu lalu keduanya menggelar dialog untuk mengembangkan kerjasama di kompleks industri KaesongKawasan industri tersebut merupakan satu-satunya bentuk kerjasama, sekaligus simbol bahwa kedua Korea masih berhubungan baik.

Jumat lalu, Korea Utara secara mengejutkan menawarkan untuk menggelar dialog antara pejabat militer kedua negara di Kaesong, Selasa (26/1) besokDialog tersebut untuk membahas lalu lintas warga yang melewati perbatasan kedua negara, imigrasi, serta penggunaan telepon seluler dan internet untuk perusahaan Korsel di komplek industri Kaesong.

Korea Selatan mau menerima tawaran dialog tersebutNamun mereka menginginkan Pyongyang untuk menentukan jadwal waktu lain, sehingga keduanya sepakat untuk bertemu 1 Februari mendatang(cak/ami)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Indonesia-China Pererat Kemitraan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler