Militer Korut mengancam siap mengambil langkah serius untuk menjaga kedaulatan dan martabat negaranya
BACA JUGA: Berkumpul untuk Korban Haiti
Ancaman juga ditujukan terhadap target-target strategis di Korsel, termasuk pusat komando militernya."Tentara revolusi kami akan menanggapi skenario serangan peringatan tersebut
Ancaman Korut tersebut muncul, demi merespon pernyataan Menteri Pertahanan Korsel Kim Tae-young yang menerangkan perlunya melancarkan serangan peringatan jika ada indikasi jelas bahwa negara pimpinan Kim Jong Il tersebut tengah mempersiapkan serangan nuklir.
Juru Bicara Kementerian Pertahanan Korea Selatan, Wong Tae-jae menilai, reaksi Korut tersebut sudah diprediksi sejak awal
BACA JUGA: Giliran Yunani Dilanda Gempa
Kim Tae-young pernah mengungkapkan hal serupa pada 2008, ketika masih menjabat sebagai Kepala Staf Gabungan Korea SelatanSejumlah analis di Korea Selatan menilai pernyataan mutakhir Korut tersebut mencerminkan intoleransi terhadap ancaman apapun yang dianggap mengganggu keamanan rezim Kim Jong-il
BACA JUGA: Terpaksa Revisi RUU Kesehatan
Namun, perang pernyataan di media tidak akan terlalu mengganggu upaya untuk memperbaiki kembali hubungan antara kedua Korea."Korut mengirimkan sinyal bahwa pihaknya siap untuk bekerjasama dengan KorselNamun tidak akan bertoleransi jika Korea Selatan mengusik wibawa rezim Kim Jong-il," terang Paik Hak-soon dari Sejong Institute, lembaga think tank swasta yang berada di dekat Seoul, seperti dikutip Associated Press.
Rezim komunis Korea Utara mulai menjalin komunikasi dengan AS dan Korsel beberapa bulan belakangan, untuk meredam tekanan atas pemberlakuan sanksi oleh PBB akibat melakukan uji coba nuklir tahun laluKorut menarik diri dari perundingan internasional yang membahas penghentian program nuklirnya April tahun laluNamun, mereka memberikan sinyal untuk kembali berunding jika sanksi PBB dicabut.
Hubungan kedua Korea sebenarnya sudah mulai membaikMinggu lalu keduanya menggelar dialog untuk mengembangkan kerjasama di kompleks industri KaesongKawasan industri tersebut merupakan satu-satunya bentuk kerjasama, sekaligus simbol bahwa kedua Korea masih berhubungan baik.
Jumat lalu, Korea Utara secara mengejutkan menawarkan untuk menggelar dialog antara pejabat militer kedua negara di Kaesong, Selasa (26/1) besokDialog tersebut untuk membahas lalu lintas warga yang melewati perbatasan kedua negara, imigrasi, serta penggunaan telepon seluler dan internet untuk perusahaan Korsel di komplek industri Kaesong.
Korea Selatan mau menerima tawaran dialog tersebutNamun mereka menginginkan Pyongyang untuk menentukan jadwal waktu lain, sehingga keduanya sepakat untuk bertemu 1 Februari mendatang(cak/ami)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Indonesia-China Pererat Kemitraan
Redaktur : Tim Redaksi