jpnn.com, PYONGYANG - Sejumlah kesepakatan tercapai dalam kunjungan hari kedua Presiden Korea Selatan (Korsel) Moon Jae-in di Pyongyang, Korea Utara (Korut), Rabu (19/9). Yang menuai apresiasi terbanyak adalah komitmen denuklirisasi Pemimpin Tertinggi Korut Kim Jong-un. Dia akan menonaktifkan fasilitas nuklir Tongchang-ri.
"Sebentar lagi tidak akan ada uji coba nuklir dan roket," cuit Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada akun Twitter-nya sebagaimana dilansir Reuters.
BACA JUGA: Korut dan Korsel Resmikan Gedung Penghubung Gabungan
Tongchang-ri yang terletak di perbatasan Korut dan Tiongkok merupakan fasilitas uji coba nuklir utama negara tersebut. Rudal yang mampu mengusung hulu ledak nuklir dengan daya jangkau sampai Negeri Paman Sam pun diujicobakan di sana.
Rencananya, Pyongyang segera menghancurkan fasilitas itu. Nanti, para pakar nuklir internasional diperbolehkan menginspeksi penutupan permanen Tongchang-ri. Menurut media Korut, pemerintahan Jong-un sebenarnya sudah mengupayakan penonaktifan fasilitas yang juga disebut sebagai Sohae Satellite Launching Station tersebut sejak awal tahun.
BACA JUGA: Adem, Korut Rayakan HUT tanpa Parade Bom Nuklir
"Kami sepakat menjadikan Semenanjung Korea wilayah yang damai, tanpa senjata dan ancaman nuklir," ujar Moon di hadapan media kemarin.
Selain denuklirisasi, Korut dan Korsel akan menciptakan zona aman di perbatasan dua negara. Baik di darat, laut, maupun udara. Itu menjadi upaya serius dua negara untuk menghalau provokasi.
BACA JUGA: Surat Orang Dekat Kim Jong Un Bikin Korea Panas Lagi
Kemarin Kremlin menyambut baik kesepakatan Korut dan Korsel. Pemerintahan Presiden Vladimir Putin menyebut kesepakatan yang diteken Moon dan Jong-un tersebut sebagai langkah efektif menuju stabilitas politik.
Dalam waktu dekat, Jong-un akan membalas lawatan Moon. Dia bakal bertandang ke Seoul. Tetapi, dia akan mengirimkan delegasi budaya Korut ke Korsel lebih dulu. Rencananya, delegasi budaya yang mengemban misi damai tersebut bertolak pada Oktober. Setelah itu, barulah giliran Jong-un berkunjung.
Jika kunjungan tersebut terealisasi, Jong-un akan menjadi pemimpin Korut pertama yang melawat ibu kota Korsel. Mendiang ayah Jong-un, Kim Jong-il, sebenarnya juga pernah merencanakan kunjungan serupa. Tapi, sampai ajal menjemputnya, Jong-il belum pernah sekali pun menginjakkan kaki di Seoul.
"Itu pertanda baik. Akan ada negosiasi lanjutan yang lebih substantif," ujar Michael Madden, pengamat pada Stimson Centre, think tank 38 North di Washington. Dia optimistis, pertemuan ketiga Moon dan Jong-un tersebut akan menjadi dasar pertemuan kedua bagi Trump dan Jong-un.
Namun, Nam Sung-wook menanggapi dingin kesepakatan-kesepakatan gemilang yang Moon dan Jong-un capai di Pyongyang kemarin. Pengamat hubungan dua Korea pada Korea University itu menyatakan bahwa Korut belum banyak berubah. Dalam hal nuklir, negara tersebut masih sangat tertutup. Termasuk tidak mau memublikasikan inventaris senjata dan fasilitas nuklir yang mereka punya.
"Jika kita bicara kecepatan, kemajuan denuklirisasi itu masih kurang dari 30 kilometer per jam, sedangkan perkembangan hubungan antar-Korea sudah mencapai lebih dari 100 kilometer per jam," urai Nam sebagaimana dikutip The Guardian. (sha/c22/hep)
Kesepakatan Pyongyang
Korut akan menutup permanen lokasi uji coba rudal Tongchang-ri dengan disaksikan pengamat internasional.
Dua Korea akan menjadi satu kontingen dalam Olimpiade Tokyo 2020.
Korut dan Korsel akan mengajukan diri sebagai tuan rumah bersama Olimpiade Musim Panas 2032.
Berhenti mengadakan latihan militer di Garis Demarkasi Militer per 1 November.
Militer dua negara menarik mundur masing-masing 11 penjaga dari Zona Demiliterisasi (DMZ) mulai akhir tahun.
Menciptakan zona aman di Laut Kuning dan memetakan zona larangan terbang di perbatasan untuk mencegah provokasi.
Sumber: CNN, The Washington Post
BACA ARTIKEL LAINNYA... PBB Longgarkan Sanksi untuk Korut
Redaktur & Reporter : Adil