Kos-kosan jadi Tempat Mesum, Pejabat Pemko Risau

Sabtu, 13 Desember 2014 – 01:25 WIB

jpnn.com - MATARAM - Kondisi kos-kosan di Kota Mataram semakin mengkhawatirkan.Rumah pondokan kini tidak hanya menjadi tempat tinggal sementara, namun kerap dijadikan sebagai tempat mesum dan melakukan tindakan kriminal.

Belakangan ini, kasus transaksi narkoba dan pemanfaatan kos-kosan sebagai markas maling dibongkar polisi.

BACA JUGA: Kenaikan Tarif Angkutan 25 Persen Disosialisasikan

"Ini sebenarnya cukup menghawatirkan, terutama untuk hubungan lawan jenis, karena kita dapat laporan dari warga, ada kos-kosan yang dijadikan sebagai transaksi seksual, kemudian ada yang dipakai untuk anak-anak kumpul bebas minum-minuman keras," ungkap Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disosnakertrans) Kota Mataram H Ahsanul Khalik, kemarin.

Perlahan namun pasti, permasalahan kos-kosan ini menjadi salah satu penyebab timbulnya penyakit sosial di tengah masyarakat. Untuk itu, pihaknya akan menindaklanjutinya dengan berkoordinasi dengan beberapa pihak terkait, seperti Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol), Satpol PP Kota Mataram, aparat keamanan dan perguruan tinggi yang ada di Kota Mataram.

BACA JUGA: Korupsi Sapi, Pejabat Ini Langsung Dicopot

Sebab dalam beberapa kasus penggerebekan sindikat maling dan narkoba banyak di antaranya merupakan mahasiswa yang sedang kuliah di Kota Mataram.   

"Nanti akan kita koordinasikan dengan peguruan tinggi, dengan SKPD yang menangani masalah ini, karena ini termasuk salah satu hal yang bisa menyebabkan penyakit sosial," katanya.

BACA JUGA: Operasi Zebra Dua Pekan, Hanya Jaring 70 Kendaraan

Kepala Bakesbangpol Kota Mataram H Bondan Wisnu Jati membenarkan hal tersebut, dan memang rumah pondokan kerap disalahgunakan oleh sebagian penghuni. Untuk itu, pihaknya sudah melakukan komunikasi dengan para pemilik kos dan memminta partisipasi mereka. Tidak hanya untuk persoalan izin tapi juga terkait dalam pengelolaan rumah kos.

"Diantaranya supaya dia membatasi tamu-tamu yang berkunjung ke rumah kos, dan bila perlu juga membuat semacam aturan. Karena disinyalir di rumah kos itu sering terjadi kehilangan sepeda motor, dilakukan kegiatan yang bebas," katanya.

Ia menyesalkan sampai saat ini masih ada rumah kos yang mencampur laki-laki dan perempuan. Hal itu menurutnya dapat memicu munculnya pergaulan bebas. Selain itu, di rumah kos juga terjadi peredaran narkoba itu.

"Yang kita sayangkan pelakunya tidak hanya masyarakat bisa, tapi anak-anak mahasiswa.Nah terbukti dengan adanya penggerbekan di tiga kelurahan beberapa waktu lalu," katanya.  (ili)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Longsor di Banjarnegara, 3 Tewas, 105 Rumah Tertimbun


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler