jpnn.com - SAN JOSE – Kosta Rika punya kebijakan unik. Demi melestarikan satwa, salah satu republik di kawasan Amerika Tengah itu memilih menutup dua kebun binatang milik negara. Selanjutnya, fauna penghuni kandang-kandang di kebun binatang tersebut bakal dilepaskan ke alam bebas. Sebagian akan dihibahkan ke suaka margasatwa.
”Kita sampai pada babak baru perlindungan satwa. Tanpa kandang,” ungkap Menteri Lingkungan Hidup Rene Castro kemarin (8/8). Tahun depan, lanjut dia, pemerintah resmi menutup Kebun Binatang Simon Bolivar dan Pusat Konservasi Santa Ana. Dua kebun binatang di ibu kota itu akan berubah fungsi. Kebun binatang bakal menjadi taman botani dan pusat konservasi segera menjadi taman publik.
BACA JUGA: Maria Lorena Marin, Bayi Tergede di Dunia
Dalam wawancara dengan surat kabar Kosta Rika La Nacion, Castro sempat bercerita soal pengalaman masa kecilnya dengan hewan. Tepatnya seekor burung nuri peliharaan sang nenek. ”Suatu ketika kami mengajak burung nuri itu ke beranda rumah. Saat melihat sekumpulan nuri liar terbang melintasinya, ia langsung ikut terbang,” ungkapnya.
Sebagai anak kecil, Castro kaget. Dia bahkan sempat menangis. Dia kecewa saat burung nuri yang dipelihara dengan baik itu memilih kembali ke alam bebas. Padahal, setiap hari sang nenek tidak pernah absen memberi makan dan minum. ”Kami mencurahkan kasih sayang kepada burung itu. Semua hal yang kami pikir ia sukai telah kami berikan. Tapi, kebebasan tetap lebih menarik buatnya,” papar dia.
BACA JUGA: Logan Stevenson, Bocah yang Meninggal setelah Dampingi Pernikahan Orang Tuanya
Belajar dari pengalaman itu, Castro pun mendukung penuh kebijakan pemerintah yang pro lingkungan hidup tersebut. Apalagi, selama ini para aktivis lingkungan selalu mengkritik kebun binatang milik pemerintah. Sebab, terlalu banyak binatang yang dipaksakan berada dalam satu kandang. Selain itu, sanitasi di kebun binatang dan pusat konservasi ibu kota tersebut tidak layak.
Namun, tim dokter hewan Kebun Binatang Simon Bolivar menentang kebijakan itu. Menurut Randall Arguedas, salah seorang dokter hewan, pemerintah dan para aktivis lingkungan hidup tidak memahami masalah yang mereka hadapi. ”Jika tempat ini ditutup, binatang-binatangnya tidak bisa diliarkan. Rata-rata mereka terluka dan tidak akan bisa bertahan hidup di alam liar,” tegasnya. (CNN/hep/c9/dos)
BACA JUGA: Abhisit Pimpin Demonstrasi Masal
BACA ARTIKEL LAINNYA... Soal Snowden, Obama Kecewa Suaka Rusia
Redaktur : Tim Redaksi