jpnn.com, JAKARTA - Komando Strategis Pembangunan Pertanian (Kostratani) gencar berperan dalam penyediaan stok pangan di tengah pandemi Covid-19.
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan, dengan Kostratani pertanian lebih maju mandiri bahkan dengan pengolahan yang lebih modern.
BACA JUGA: Keuletan KWT Liman Benawi Dapat Pujian dari BPPSDMP Kementan
Terlebih di tengah derasnya serangan wabah Covid-19 ini, Mentan SYL selalu menegaskan masyarakat tidak perlu khawatir soal pangan, sebelas komoditas bahan pokok dikawal pemerintah secara intens.
Hal demikian ditegaskan kembali oleh Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi yang mengatakan meskipun di tengah pandemi Covid-19, tetapi pertanian tidak berhenti, bahkan peran Kostratani justru menjadi sangat penting di kondisi ini untuk meningkatkan produksi pertanian dan ekspor dengan basis IT.
BACA JUGA: Kementan Berikan Subsidi Distribusi Pangan dari Daerah Surplus ke Daerah Minus
“Kostratani ini ibarat menu lengkap, dari hulu hingga hilir pertanian akan menjadi maju, mandiri dan modern. Apalagi di saat ini corona atau Covid-19 yang sedang menyerang peran Kostratani ini menjadi meningkat dalam menyediakan stok pangan,” tegas Dedi.
Dibuktikan dengan hasil panen padi di beberapa wilayah di Indonesia. Salah satunya di Provinsi Jawa Barat, Kabupaten Cirebon tepatnya desa Jatianom panen padi varietas ciherang seluas 4 hektare dari potensi 23 hektar.
BACA JUGA: Mentan Syahrul Yasin Limpo Cek Stok Pabrik Gula di Cilegon
Hasil panen per hektar pada musim tanam ini mencapai 10.4 ton GKP per hektare.
Ini merupakan hasil upaya bersama antara petani, penyuluh dan peneliti pertanian dalam mengelola usaha tani sesuai SOP yang tepat dalam program Kostratani.
Adam Munasip, Penyuluh Kostratani Susukan menyampaikan bukti semangat penyuluh pertanian tidak surut dalam mendampingi petani binaan untuk panen padi meski saat pandemi covid-19.
“Capaian panen yang luar biasa, apalagi saat ini kita sedang dihadapkan dengan wabah covid 19. Tapi tidak menghalangi Kami mengejar panen,” kata Adam.
Pemilihan varietas padi ciherang disebutkan Adam karena memiliki produktivitas tinggi, tahan terhadap serangan hama penyakit seperti wereng cokelat biotipe 2 dan cukup tahan biotipe 3, serta tahan hawar daun bakteri strain III dan IV.
“Lahan milik Poktan Sri Genggong ini merupakan lahan sawah irigasi dataran rendah sampai 500 m dpl. petani diajarkan teknik budidaya padi sistem Jajar Legowo dan pemupukan berimbang 3 phonska dengan dosis 100 kg/ha pada saat umur 45 - 50 HST untuk pembentukan sari pati yang sempurna juga mendukung hasil panen raya yang mencapai 10.4 ton GKP per hektare.
Selain itu, penggunaan Combine Harvester saat panen raya selain mempercepat proses panen, juga disinyalir menangkal penyebaran Covid-19. Interaksi orang di lahan ketika panen dapat diminimalisir. Petani dapat menjaga jarak dan tidak berkerumun.
“Petani merasakan alsintan sangat bermanfaat bagi usaha pertaniannya, ditambah lagi aktivitasnya dapat dimonitor dan didokumentasikan menggunakan teknologi Drone dan IT yang terhubung ke Konstratani Susukan selain juga dapat mencegah interaksi dengan petani lainnya,” ujar Adam. (*/jpnn)
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi