Pemerintah Australia dan Australia Selatan didesak menindaklanjuti dugaan investasi tak jelas senilai $30 juta di Adelaide Pusat oleh politisi dan  miliarder Malaysia yang tengah tersandung kasus korupsi.

Tudingan keterkaitan Australia Selatan dengan kasus korupsi Politisi dan miliarder Malaysia yang juga Gubernur Sarawak, Taib Mahmud, ini diungkapkan organisasi LSM Swiss, Bruno Manser Fund.

BACA JUGA: Australia Perluas Aplikasi Teknologi Deteksi Wajah

Dalam laporan yang dirilis rabu (9/9), Bruno Manser Fund menyatakan perusahaan keluarga milik Taib Mahmud telah melakukan investasi senilai  $30 juta untuk pembangunan Hotel Hilton di Pusat Adelaide.

Laporan ini mempertanyakan bagaimana Taib Mahmud mampu melakukan investasi tersebut.

BACA JUGA: Tekanan Darah Tinggi Bisa Disebabkan Kekebalan Tubuh Berlebih

Penulis laporan itu, Lukas Straumann, mengatakan Mahmud tengah menjadi subjek penyelidikan penegak hukum atas tuduhan korupsi di Malaysia sejak tahun 2011.

"Saya kita investasi itu tidak bisa diterima, juga bagi warga Australia, jika investasi sebesar itu berasal dari uang yang tidak dapat dijelaskan sumbernya, karena da orang lain yang juga ingin memberli investasi real estate tersebut,'katanya.

BACA JUGA: Demi Selamatkan Keluarga ke Australia, Pria Suriah Harus Bayar Rp 400 Juta

Sarawak merupakan negara bagian terbesar di Borneo dan kaya dengan hutan tropisnya.

Hutan tropis itu kini telah habis oleh penebangan hutan yang berlangsung selama beberapa dekade terakhir dan digantikan oleh perkebunan kelapa sawit.

Taib Mahmud telah menjadi target dari aksi protes yang hingga kini masih berlangsung oleh kalangan yang memprotes kebijakan pembukaan lahan di hutan Sarawak.Partai Hijau dan Bruno Manser Fund kini mendesak Pemerintah Federal dan Pemerintah Australia Selatan untuk menyelidiki tuduhan korupsi terbaru Taib Mahmud. 

"Taib Mahmud telah menjadi subjek penyelidikan kasus korupsi selama 4 tahun oleh Komisi Anti Korupsi Malaysia," kata Straumann.

"Sayangnya semua investigasi ini tidak menuju kemanapun, kemungkinan karena alasan politik,"

Straumann mengatakan Australia Selatan memiliki UU yang bisa menyasar harta kekayaan yang tidak jelas sumbernya dan Mahmud merupakan 'kasus klasik yang seharusnya bisa dikenakan UU tersebut,"

"UU ini tidak seharusnya hanya mempertanyakan uang senilai $10.000 yang terdapat di dalam tas seseorang yang bepergian, tapi juga UU ini bisa digunakan untuk menyelidiki investasi senilai $50 juta di sektor real estate di Adelaide Tengah."

Sementara kebanyakan bukti dalam laporan ini masih tidak langsung, Jenny Weber dari Bob Brown Foundation emntatakan Aset warga Australia yang terkait dengan Taib Mahmud juga harus dibekukan hingga tudingan ini diselidiki.

"Warga Adelaide harus mempertanyakan apakah mereka mendukung praktek korupsi yang dilakukanTaib Mahmud di Sarawak dan tahu kalau Hotel Hilton Adelaide didanai oleh harta kekayaan yang tidak jelas sumbernya,"katanya.

"Kita sangat mendukung organisasi seperti Bruno Manser Fund dan juga desakannya agar Pemerintah Australia berbuat lebih untuk mendukung transparansi dan dengan teliti dan sungguh-sungguh menindaklanjuti dugaan korupsi ini. "

Taib Mahmud pernah belajar hukum di Universitas Adelaide dan salah satu halaman di kampus itu dinamai menurut namanya.

Pemerintah Sarawak telah dihubungi untuk memberikan komentar.

BACA ARTIKEL LAINNYA... Cara Seorang Ibu di Australia Meninggalkan Konsumerisme

Berita Terkait