jpnn.com - JEMBRANA - Kota Negara di Bali pada Minggu lalu (21/8) merayakan ulang tahunnya yang ke-121. Namun, perayaan ultah yang digelar di Gedung Kesenian Bung Karno itu justru ternodai oleh aksi striptis.
Aksi striptis itu merupakan bagian dari acara Jembrana Modification yang bertajuk Lady Car Wash. Acara itu dihadiri langsung Wakil Bupati Jembrana, I Made Kembang Hartawan yang juga ketua panitia Jembrana Festival.
BACA JUGA: Manfaatkan SPG Berhijab untuk Berjualan Hewan Kurban, Nih Fotonya
Ada tiga penari dengan pakaian super-minim dalam acara yang diperuntukan bagi masyarakat Jembrana pencinta mobil modifikasi itu. Ketiganya beraksi dengan meliuk-liukkan tubuh mereka di atas kap mesin mobil.
Mulanya ketiga penari itu masih berpakaian lengkap. Namun, beberapa saat kemudian mereka melepaskan satu per satu pakaian hingga menyisakan celana dalam dan bra saja.
BACA JUGA: Siswi Berkerudung Indehoi di Sawah, Videonya Tersebar ke Warga
Mereka bahkan menari di atas mobil dengan gerakan layaknya orang sedang bercinta di tempat tidur. Suara teriakan dari penonton menyemangati ketiga penari striptis untuk beraksi lebih panas.
Tentu saja ada ratusan orang yang menonton tak terkecuali anak-anak. Tontonan yang baru pertama kali terjadi di Jembrana selama 121 tahun itu kontan membuat masyarakat terbelalak.
BACA JUGA: Awas, Ribuan Ubur-Ubur Serbu Pantai Selatan
Mereka tidak menyia-nyiakan momen tersebut dengan mengambil foto dan video menggunakan telepon genggam. Dalam sekejap foto dan rekaman video tarian semi telanjang tersebut tersebar di media sosial.
Made Kembang Hartawan yang hadir merasa tertampar dengan acara tersebut. Kembang Hartawan langsung menegur panitia dan menghentikan acara.
"Kami sangat kecolongan. Kami terpukul dengan kegiatan murahan ini. Panitia sudah kami tegur keras dan kami serahkan penanganannya kepada aparat kepolisian,” ujar Kembang.
Menurut Kembang, kegiatan ini benar-benar di luar kontrol. Panitia menurutnya harus bertanggungjawab.
Kembang menegaskan, sebelum acara dimulai pihaknya telah mewanti-wanti agar jangan menampilkan yang aneh-aneh dan wajib berpakaian sopan bagi penari wanita. Namun, peringatan itu ternyata tak digubris.
"Kami sudah meminta agar dalam kegiatan tersebut semua kru yang terlibat wajib mematuhi kearifan lokal. Tapi rupanya seruan itu tidak digubris,” kata Kembang dengan nada kesal.
Sebagai bentuk pertanggungjawaban, Kembang mengaku sudah menyerahkan penanganan kasus ini kepada pihak kepolisian untuk diproses secara hukum.
Kembang juga melarang kegiatan tersebut diadakan kembali hingga batas waktu yang tidak ditentukan di wilayah Jembrana.(don/mus/jpg/ara/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sembilan Jemaah Pakai Kursi Roda Tetap Ikut ke Tanah Suci
Redaktur : Tim Redaksi