Kota Tua yang Sempat Tenggelam itu sebagian Kembali ke Permukaan

Selasa, 12 Oktober 2021 – 12:58 WIB
Menara setengah cekung Savasan Koy, salah satu spot yang paling ikonis di Halfeti, Sanliurfa, Turki. (ANTARA/Arnidhya Nur Zhafira)

jpnn.com, TURKI - Halfeti merupakan sebuah kota tua di Provinsi Sanliurfa di Turki.

Kota ini pernah tenggelam, namun sebagian kembali ke permukaan.

BACA JUGA: Dedi Mulyadi Marah-marah, Penyebabnya Bikin Geleng-geleng Kepala

Tentu ini menjadi salah satu objek wisata menarik.

Berbeda dengan destinasi wisata lain yang identik dengan batu-batuan dan kepingan peradaban manusia yang bersejarah, Halfeti menawarkan pengalaman sempurna untuk menikmati teriknya musim panas di tenggara Turki.

BACA JUGA: Begini Pengakuan 13 ASN Kepada Hakim Soal Dugaan Kelakuan Novi Rahman

Halfeti adalah kota yang dulunya sempat tenggelam atau terendam karena sebuah proyek bendungan.

Sisa-sisa kota tua masih bisa dilihat di bawah air yang bening, sementara sebagian lainnya terlihat di dataran di tebing-tebing batu.

BACA JUGA: Usulan yang Disampaikan Ahmad Muzani Bukan Keinginan Prabowo Subianto

Sebagian besar Halfeti tenggelam di bawah air karena Bendungan Birecik yang membanjiri daerah itu pada 1990-an sehingga sebuah kota baru kemudian dibangun sekitar 15 kilometer jauhnya.

Dengan demikian, permukiman dibagi menjadi Halfeti Baru dan Lama.

Sisa-sisa Old Halfeti, tenggelam di dalam sungai telah menarik pengunjung yang mengagumi pemandangan yang dapat dibandingkan dengan museum bawah laut.

Mengulik dari sejarahnya, anda perlu kembali ke 855 sebelum masehi, ketika Raja Asyur Shalmaneser II pertama kali mendirikan permukiman.

Selama era Romawi, sebuah permukiman dengan nama Akamai berkembang pesat, kemudian berubah menjadi Koyla.

Setelah periode Romawi, kota ini menyaksikan banyak peradaban termasuk Sassania, Arab, Umayyah dan Abbasiyah yang memerintah wilayah tersebut dari abad ke-6 hingga ke-8 Masehi.

Pada abad ke-11, Seljuk mengambil alih Halfeti dan pada abad ke-16 menjadi bagian dari Kekaisaran Ottoman.

Pada tahun 2013, kota ini diberikan keanggotaan gerakan Cittaslow atau "kota lambat".

Gerakan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan kenikmatan hidup dengan memperlambat langkah dan berfokus pada kualitas daripada kuantitas.

Gerakan ini memilih kota-kota kecil (dengan populasi di bawah 50 ribu) dan mendukung pemerintah daerah dalam pengembangan dan perlindungan tradisi, masakan dan alam.

Halfeti dapat dicapai dengan menyewa salah satu perahu kecil di sepanjang pantai (sekitar 100 lira untuk satu perahu – sekitar 30 lira per orang jika Anda pergi dengan kelompok).

Selama perjalanan di atas perahu, Anda dapat menyaksikan pemandangan rumah batu yang semi-tenggelam, pohon, menara, dan monumen bersejarah seperti kastil dan istana tua yang benar-benar menakjubkan.

Menara setengah cekung Savasan Koy adalah salah satu yang paling ikonis dari Halfeti.

Anda juga dapat menikmati pemandangan unik dari jembatan gantung sepanjang 135 meter di atas Bendungan Halfeti.

Banyak pengunjung datang ke kota setelah melihat pemandangan penting lainnya di daerah itu seperti Rumkale, sebuah benteng kuno yang dibangun oleh Asyur dan kemudian digunakan oleh panglima perang Bizantium dan Armenia selama Abad Pertengahan.

Selain nilai sejarah dan arsitekturnya, kota ini juga terkenal dengan bunga mawar hitamnya.

Mawar yang sangat langka ini muncul dalam jumlah kecil di musim panas dan hanya di Halfeti karena kondisi tanah yang unik di daerah tersebut dan tingkat pH air tanah yang berasal dari Sungai Efrat.

Mawar pertama kali muncul berwarna merah tua di musim semi, namun berubah menjadi hitam ketika musim panas tiba dan sekarang hampir punah karena tenggelamnya Halfeti tua.

Selain menikmati pemandangan di atas air, bisa juga menghabiskan waktu dengan bersantap di sejumlah restoran kecil di mana Anda dapat mencicipi masakan lokal, terutama kebab Halfeti dengan seduhan teh atau kopi Turki yang khas.(Antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler