jpnn.com - SAMPIT - Meski ditetapkan sebagai daerah darurat kabut asap, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) bukan prioritas utama program water bombing menggunakan helikopter.
Dalam rapat gabungan yang dipimpin Gubenur Kalteng Agustin Teras Narang, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di Mapolda Kalteng, pekan lalu, saat ini pelaksanaan water bombing mendesak dilakukan di dua wilayah, yakni Kabupaten Kapuas dan Pulang Pisau.
BACA JUGA: Politikus PPP Kalteng Terancam Sanksi
Kepala BPBD Kotim Rukmana Priyatna mengatakan keputusan itu diambil dikarenakan di wilayah tersebut kawasan yang terbakar berada di satu wilayah yakni di area eks pengembangan lahan gambut sejuta hektera. Sementara di Kotim ini wilayah yang terbakar tersebar dan tidak terlalu luas.
"Kotim juga termasuk darurat bencana kabut asap akan tetapi titik api kecil dan menyebar. Sedangkan di Pulang Pisau dan Kapuas lokasi kebakaran terfokus lahan sejuta hektare gambut dan cukup besar. Atas pertimbangan itu bantuan pengeboman air dari udara di utamakan di sana terlebih dahulu,” jelas Rukmana, seperti dilansir Radar Sampit, Rabu (8/10).
BACA JUGA: Pedagang di Borobudur Minta Pasar Penampungan Dipercepat
Rukmana menambahkan akan mengevaluasi titik mana saja yang akan menjadi target water bombing. Dengan daya angkut air sekitar 400 liter diperlukan perkiraan jitu memetakan target operasi. “Prioritas water bombing berada di kawasan yang sulit dijangkau,” kata Rukmana.
Dari hasil pendataan BPBD Kotim cukup banyak wilayah kebakaran lahan yang tidak bisa dijangkau petugas. Alternatif pemadamannya adalah menggunakan bantuan helikopter pengebom air.
BACA JUGA: Usul ke Gubernur Bikin Hujan Buatan
“Kalau menggunakan alat pemadam kebakaran hanya bisa masuk dengan jarak 300 meter dari badan jalan. Kondisi tanah gambut dan tidak stabil menyulitkan mobil pemadam masuk ke dalam lokasi,” ujarnya. (dc/oes/ton)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Latih Dokter Daerah untuk Cuci Darah
Redaktur : Tim Redaksi