KPAI Dukung Copot Kepsek yang Izinkan Anak PAUD Bercadar

Kamis, 23 Agustus 2018 – 10:24 WIB
BERCADAR: Para murid TK Kartika V Probolinggo yang bercadar dan membawa senjata mainan untuk pawai perayaan HUT Kemerdekaan RI, Sabtu (18/8). Foto: Twitter

jpnn.com, JAKARTA - KPAI mengapresiasi keberanian dan tindakan tegas Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kota Probolinggo, Mochammad Maskur yang mencopot Kepala TK Kartika dari jabatannya sebagai kepala sekolahnya.

Pencopotan ini terkait dengan tampilan kontroversial siswa TK yang bercadar dengan senjata tiruan di karnaval di Kota Probolinggo beberapa waktu lalu.

BACA JUGA: Izinkan Karnaval Murid PAUD Pakai Cadar, Kepsek Dicopot

Dalam prosesi pencopotan tersebut, Kepsek TK Kartika V-69 Hartatik, secara resmi dipindah tugaskan sebagai staf di Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah raga Kota Probolinggo, terhitung 23 Agustus 2018.

"Keputusan tersebut sudah melalui mekanisme pemeriksaan internal terhadap pihak sekolah dan Kepala TK Kartika. Sebagai PNS, maka sesuai dengan PP 53/2010, kewenangan pemberian sanksi sebagai bentuk pembinaan terhadap PNS berada di bawah kewenangan atasan kepala sekolah, dalam hal ini Kepala Disdikpora Kota Probolinggo," tutur Komisioner KPAI bidang Pendidikan Retno Listyarti, Kamis (23/8)).

BACA JUGA: Karnaval TK Bercadar Binaan Kodim

Sejak awal KPAI meminta kasus karnaval bercadar dan bersenjata tiruan di Probolinggo jangan dianggap remeh dan sepele.

Kasus ini harus menjadi catatan bagi Dinas-Dinas Pendidikan di berbagai daerah dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

BACA JUGA: Muhadjir Tonton Video Karnaval Anak Bercadar, Kesimpulannya?

Apa yang terjadi di TK Kartika ini bisa jadi juga berlangsung di banyak sekolah lain, hanya mungkin tak diketahui publik lantaran tidak viral.

KPAI juga sudah mempertanyakan dari awal, bagaimana sekolah menyimpan atribut cadar dan replica senjata sejak 2016.

"KPAI saat kasus ini viral sudah mendorong hal ini didalami pihak berwenang, termasuk Disdikpora saat melakukan pemeriksaan terhadap sekolah dan kepala sekolah," ujarnya.

Retno menambahkan, memperingati HUT kemerdekaan memang lazim mengenakan atribut yang unik dan lucu jika berkaitan dengan anak-anak.

Seperti baju adat maupun seragam profesi tertentu, seperti dokter, tentara, guru, pilot dan polisi.

Namun, memakai atribut cadar hitam dan membawa senjata api tiruan jelas bukan hal biasa.

Jika memang ingin mengenalkan nilai kepahlawanan, semestinya pihak sekolah menganjurkan memakai aksesori para pejuang, seperti baju biasa, baju petani, dan bambu runcing.

"Pendidikan seharusnya mempertajam pikiran dan menghaluskan perasaan. Pendidikan juga harusnya mampu menyemai keragaman di negeri yang majemuk ini atau dengan kata lain pendidikan wajib memperkuat nilai-nilai kebangsaan," pungkasnya. (esy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bu Menteri Minta Kominfo Hapus Video Karnaval Anak Bercadar


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler