KPAI Ungkap Cerita Pilu Anak-anak Selama PJJ, dari HP Dicuri sampai Menjadi Kuli Bangunan

Sabtu, 27 Februari 2021 – 21:55 WIB
Siswa melakukan pembelajaran jarak jauh alias PJJ. Ilustrasi Foto: Fathra/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Retno Listyarti mengungkap hasil pengawasan buka sekolah di sejumlah daerah.

Pengawasan dilakukan mulai Februari 2021 di SMK Negeri 9 Kota Bandung dan penyiapan sekolah tatap muka di SMP Negeri 5 Kota Cimahi, Jawa Barat. 

BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Dinasti Politik SBY Bikin Panas, Publik Lebih Bersimpati pada Moeldoko, Paspampres Beraksi

"Ada beberapa temuan terkait pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang makin menunjukkan anak-anak adalah kelompok paling rentan terdampak dari pandemi Covid-19," kata Retno di Jakarta, Sabtu (27/2).

Selain itu makin memperkuat bahwa belajar dari rumah (BDR) kurang efektif. Apalagi ketika pengasuhan anak dalam lingkungan rumah yang bermasalah.

BACA JUGA: 6 Rekomendasi P2G soal Perpanjangan PJJ, Ada Dua Poin untuk Menteri Nadiem

Salah satunya karena orang tua bekerja dan anak dalam pengasuhan pengganti. Selain itu juga ada yang karena orang tua bercerai sehingga anak ikut salah satu orangtuanya atau malah ikut nenek sebagai pengasuh pengganti. 

Tak hanya itu, disparitas digital yang lebar mengakibatkan anak-anak dari keluarga miskin tidak terlayani PJJ selama berbulan-bulan.

BACA JUGA: Ikut Berduka, Siswa SMP Gantung Diri Setelah Keluhkan Banyaknya Tugas PJJ

“Saat pengawasan di SMPN 5 Kota Cimahi, beberapa guru yang melakukan kunjungan ke rumah para siswanya yang sudah beberapa bulan tidak bisa mengikuti PJJ daring  saya wawancarai. Banyak cerita pilu tentang kondisi para siswanya yang berasal dari keluarga tidak mampu secara ekonomi,” ungkap Retno.

Retno mengatakan ada siswa yang sama sekali tidak memiliki alat daring dan akhirnya bekerja membantu ayahnya sebagai kuli bangunan.

Dia menambahkan, ada juga siswa yang tinggal di panti asuhan dan tidak memiliki alat daring. 

Tak hanya itu, ada juga siswa yang satu-satunya alat daring di rumahnya rusak dan ketika diperbaiki ternyata dibawa kabur tukang service HP.

"Ada siswa yang bisa mengerjakan tugas kalau sudah mendampingi adiknya belajar daring karena ibunya yang merupakan orang tua tunggal harus bekerja, dan banyak cerita pilu lainnya," tandas Retno. (esy/jpnn)


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler