jpnn.com, JAKARTA - Komite Penghapusan Bensin Bertimbal (KPBB) mendesak Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk segera memperluas produksi Bahan Bakar Minyak (BBM) rendah sulfur di Indonesia.
Menurut Direktur Eksekutif KPBB Ahmad Safrudin, langkah ini sangat penting untuk menekan pencemaran udara, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta.
BACA JUGA: KPBB Desak Percepatan Aturan Mobil Listrik, Helloo Indonesia Masih Mati Lampu
Safrudin menekankan bahwa Pertamina harus ditunjuk secara langsung oleh Kementerian ESDM untuk memproduksi BBM yang memenuhi standar Euro 4, dengan kandungan sulfur maksimal 50 ppm.
“Menteri ESDM Pak Bahlil Lahadalia harus memerintahkan langsung ke Pertamina bahwa Pertamina hanya boleh memproduksi BBM yang memenuhi standar Euro 4,” ujar Safrudin, Kamis (10/10).
BACA JUGA: KPBB Ingatkan Kebijakan BBM Jangan Jadi Politik Populis
Dia juga menyoroti lambannya implementasi kebijakan BBM rendah sulfur, meskipun kewajiban tersebut telah diatur sejak 2018 untuk bensin dan 2022 untuk solar.
Safrudin menambahkan, Indonesia tertinggal dibandingkan negara-negara tetangga dalam hal kualitas BBM. Teknologi kendaraan yang sudah berstandar Euro 4 menjadi tidak optimal jika bahan bakar yang digunakan tidak memenuhi standar tersebut, yang berujung pada tingginya emisi kendaraan.
BACA JUGA: UMKM Binaan Pertamina Go Global, Sepakati 3 Kerja Sama Dagang di Hari Pertama TEI 2024
“Ini merugikan, karena kendaraan sudah berstandar Euro 4, tetapi BBM kita masih jauh dari standar tersebut,” imbuhnya.
Safrudin juga mengingatkan bahwa keputusan Mahkamah Agung pada 2022 yang memenangkan gugatan polusi udara di DKI Jakarta harus menjadi landasan hukum bagi pemerintah untuk mempercepat penerapan kebijakan BBM rendah sulfur.
Keputusan tersebut mewajibkan pemerintah untuk mengambil langkah-langkah konkret dalam mengendalikan pencemaran udara.
Sementara itu, Corporate Secretary PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Hermansyah Y Nasroen menjelaskan, pemerintah telah menetapkan target implementasi BBM rendah sulfur pada 2027 untuk solar dan 2028 untuk bensin.
“Saat ini, produk KPI yang kandungan sulfurnya di bawah 50 ppm adalah Pertamax Turbo dan Pertamina Dex,” ujarnya. (jlo/jpnn)
Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh