jpnn.com - JPNN.Com - Penghargaan dan prestasi yang diraih Sri Hartini selama setahun memimpin Klaten seolah langsung setelah bupati asal PDI Perjuangan itu terjaring operasi tangkap tangan (OTT) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jumat (30/12). Kini, bupati perempuan pertama di Klaten itu pun harus menjadi pesakitan karena tertangkap tangan menerima suap pengisian jabatan.
Sehari sebelum OTT, banyak pejabat Klaten tidak mengetahui keberadaan Sri Hartini. Sebab, Sri yang seharusnya datang di acara penanaman padi serentak di Desa Sekaran, Kecamatan Wonosari, ternyata tak terlihat.
BACA JUGA: Dalami Bukti, KPK Bidik Tersangka Baru Suap Bupati Klat
“Sudah ada konfirmasi untuk dapat hadir. Tapi saya tidak mengetahui alasan beliau kenapa tiba-tiba membatalkan. Padahal banyak masyarakat berharap kehadiran beliau,” terang salah seorang pejabat yang meminta namanya dirahasiakan.
Selain itu, Sri pada Jumat (30/12) malam juga mestinya melantik 850 pejabat baru organisasi perangkat daerah (OPD) Klaten. Berbagai persiapan sudah selesai dilakukan, termasuk mengirim surat undangan kepada pejabat yang akan dilantik.
BACA JUGA: Mas Tjahjo Merasa Ikut Bersalah
Lokasi acara pelantikan juga sudah ditentukan di Pendapa Kabupaten Klaten. Bahkan kursi dan tenda sudah disiapkan.
“Saya sudah mendapat undangan untuk menghadiri pelantikan. Tentu saja kaget dengan kejadian yang dialami Ibu Bupati. Tidak menyangka menjadi sasaran KPK,” ujar pejabat lainnya.(wa/jpg/ara/jpnn)
BACA JUGA: Tuh, Dua Kardus Uang Hasil Dagang Jabatan, Laris ya Bu?
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jadi Tahanan Kasus Rasywah, Bupati Klaten Pilih Pasrah
Redaktur : Tim Redaksi