jpnn.com - JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memberikan sanksi terhadap enam tahanan yang menandatangani surat keberatan terkait permasalahan di Rumah Tahanan KPK. Surat itu ditujukan kepada kepala rutan.
Enam tahanan yang menandatangani surat itu adalah Akil Mochtar, Anas Urbaningrum, Kwee Cahyadi Kumala, Gulat Medali Emas Manurung, Teddy Renyut, dan Mamak Jamaksari.
BACA JUGA: Komitmen Prasetyo Usut Kasus CGN Diragukan
Juru Bicara KPK Johan Budi SP mengatakan, Akil dan Anas tergolong melakukan pelanggaran berat. "Karena dianggap surat yang ditulis juga mengandung unsur pencemaran nama baik dan fitnah," kata Johan di KPK, Jakarta, Kamis (27/11).
Akil dan Anas, lanjut Johan, juga diberikan sanksi berupa larangan dibesuk keluarga selama satu bulan. Sanksi bagi keduanya berlaku sejak 13 November 2014 sampai 12 Desember 2014.
BACA JUGA: Ini Modus Baru Penipuan Penerimaan CPNS
Sementara empat tahanan lainnya masuk dalam kategori pelanggaran sedang. Oleh karena itu, mereka tidak boleh dijenguk keluarga hanya sampai dua minggu.
"Kami anggap bahwa Kwee Cahyadi Kumala, Gulat Manurung, Teddy Renyut dan Mamak Jamaksari menurut karutan dikategorikan sebagai pelanggaran yang sedang karena telah menyadari kesalahan mereka," tutur Johan.
BACA JUGA: Cegah Stroke, Yuddy Minta PNS Makan Cemilan Tradisional
Menurut Johan, KPK mengelola rutan sudah sesuai aturan berlaku. Misalnya, Pertaturan Menkumham Nomor 6 Tahun 2013 tentang Tata Tertib Lapas dan Rutan. "Jadi Pasal 3 di antaranya menyebut setiap napi atau tahanan wajib mengikuti seluruh kegiatan serta taat dan patuh, hormat pada petugas," tandasnya.(gil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Di Rutan, Tahanan KPK Taruh Uang Rp 25 Juta di Ember
Redaktur : Tim Redaksi