jpnn.com, JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bakal terus mendalami kasus suap terkait jual beli dua kapal perang strategic sealift vessel (SSV) oleh PT PAL Indonesia (Persero) ke Kementerian Pertahanan Filipina.
"Kemungkinan tersangka lain itu pasti ada dan bisa, jadi nanti lihat pengembangannya," kata Wakil Ketua KPK Basaria Panjaitan di kantor KPK, Jumat (31/3).
BACA JUGA: KPK Bakal Awasi Pengisian Jabatan di Instansi...
Saat ini, KPK baru menetapkan empat tersangka.
Mereka adalah Direktur Utama PT PAL Indonesia (Persero) M Firmansyah Arifin, Saiful Anwar (direktur keuangan PT PAL Indonesia), Arief Cahyana (manager treasury PT PAL Indonesia), dan Agus Nugroho (agency dari AS Incorporation yang merupakan perantara Kementerian Pertahanan Filipina dalam pembelian kapal perang itu)
BACA JUGA: Manajemen PT PAL Diminta Perketat Pengawasan
Agus dijerat pasal 5 ayat - huruf a atau b atau pasal 13 Undang-undang Pemberantasan Tipikor juncto pasal 55 ayat 1 kesatu KUHP.
Sedangkan Firmansyah, Arief dan Saiful Anwar disangka melanggar pasal 12 huruf a dan b atau pasal 11 UU Pemberantasan Tipikor juncto pasal 55 ayat 1 kesatu KUHP.
BACA JUGA: Busyro Sarankan KPK Tambah Penyidik Independen
"Jadi, keberadaan yang lain-lain bisa saja. Kami tidak berhenti di sini, apalagi ada pasal 55 (KUHP) yang dijeratkan kepada tersangka," ungkap Basaria.
Kasus ini terbongkat lewat operasi tangkap tangan di Jakarta dan Surabaya, Kamis (30/3).
KPK menyita USD 25 ribu dari tangan Arief. Uang itu diduga pemberian fee dari agency AS Incorporation untuk Arief, Firmansyah dan Saiful Anwar atas penjualan dua kapal perang produksi PT PAL Indonesia. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... BUMN: Tindak Tegas Pejabat yang Terlibat Korupsi
Redaktur & Reporter : Boy