KPK Dalami Rekening Gendut Foke

Rabu, 17 Desember 2014 – 05:52 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Duta Besar (Dubes) Indonesia untuk Jerman Fauzi Bowo sepertinya akan sulit tidur nyeyak. Sebab, nama bmantan Gubernur DKI yang dikenal dengan panggilan Foke itu muncul dalam daftar pejabat dengan rekening gendut yang tengah didalami oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

KPK mendalami rekening Foke setelah mendapat laporan dari Pusat Pelaporan Transaksi Keuangan (PPTK) tentang rekening gendut pejabat. Menurut Ketua KPK Abraham Samad, nama Foke memang muncul dalam laporan PPATK. 

BACA JUGA: Digugat di MK, Perppu Pilkada Belum Aman

"Saya kurang tau persis detailnya. Iya, ada juga. (Fauzi Bowo?) Iya," ungkapnya saat berkunjung ke Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Selasa (16/12).

Selain nama Foke, dalam laporan PPATK ada pula nama Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra), Nur Alam. Menurut Samad, saat ini pihaknya tengan melakukan verifikasi atas 10 nama yang disodorkan PPATK itu.

BACA JUGA: Kejagung Hanya Tarik Jaksa yang Sudah 10 Tahun di KPK

Jika dalam praktiknya ditemukan perbuatan-perbuatan yang mengarah pada tindak pidana korupsi, maka KPK  tidak akan segan-segan menindaklanjutinya ke level selanjutnya. "Karena ini bagian dari kewenangan KPK," tegasnya.

Samad menambahkan, proses verifikasi atas kepemilikan rekening gendut itu tidak akan sulit. Sebab, penelusuran dapat dimulai dengan mendeteksi gaji yang mereka peroleh.

BACA JUGA: Puan Ajak Lemhanas Sebarkan Trisakti dan Revolusi Mental

Selanjutnya dari gaji resmi itu dibandingkan dengan kekayaan sang pejabat yang berlimpah. Jika dirasa tidak wajar, maka akan mulai dilakukan penelusuran pendapatan dari jalur lainnya.

Munculnya nama Foke ini menjadi titik terang dari pernyataan Direktur Gratifikasi KPK Giri Suprapdiono dalam presentasinya di depan pejabat Kemelu kemarin. Di sana, Giri menyebut KPK tengah mendalami empat rekening dubes.

Dalam kesempatan itu, Giri juga mengingatkan para diplomat Kemenlu yang ada di luar negeri untuk berhati-hati pada aksi gratifikasi yang ada di sana. Sebab, para diplomat terbiasa dengan jamuan-jamuan mewah selama ada di luar negeri.(mia)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ingatkan yang Berani Beda Misi dengan KPK Bakal Terpental


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler