KPK Didesak Periksa Semua Anggota Timses Anas

Rabu, 20 Agustus 2014 – 06:42 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Guru Besar Universitas Indonesia ilmu politik Profr Dr Muhammad Budyatna mendesak agar semua anggota tim sukses mantan Ketua Umum DPP Partai Demokrat (PD) Anas Urbaningrum dalam kongres PD di Bandung 2010 lalu harus diperiksa semuanya.

Alasan Budyatna, tim sukses tersebut selain ikut serta dalam penggalangan dana, baik yang halal maupun yang haram pasti juga ikut menikmati uang yang mereka kumpulkan.

BACA JUGA: RUU Pilkada Bakal Disahkan Bulan Depan

"Jadi KPK harus memegang semua anggota tim sukses Anas saat kongres, karena mereka pasti menikmati korupsi itu, di samping mereka juga ikut mencarikan uang untuk menyukseskan Anas menjadi ketua umum," kata Budyatna di Jakarta, Selasa (19/8).

Dia meyakini, bukan hanya Nazaruddin yang mencarikan uang untuk Anas. Karena itu KPK harus benar-benar memeriksa seluruh tim sukses Anas terkait dari mana mereka mendapatkan uang tersebut.

BACA JUGA: Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Bandara Soetta Siaga Satu

"Nazaruddin memang bendahara, tapi tidak mungkin dia melakukan korupsi sendirian, pastinya melibatkan banyak orang. Itu artinya uang yang dikumpulkan Anas dan Nazaruddin bukan hanya dari satu BUMN Adhi Karya, tapi bisa juga dari seluruh BUMN yang ada," terang Budyatna.

Dalam mendukung pemberantasan korupsi di proyek-proyek BUMN yang melibatkan banyak aktor politik tersebut, menurut Budytana, ibarat membersihkan semak dan ilalang yang mengganggu, maka KPK harus memberantas sampai ke akar-akarnya.

BACA JUGA: Helmy Optimistis Cak Imin Terpilih Aklamasi

"Kita semua harus mendesak KPK untuk menyelidiki kasus ini bukan hanya di tingkat loyalis Anas di DPP Demokrat saja, namun juga sampai ke DPD dan DPC PD di seluruh Indonesia. Jika Anas melakukan hal ini di tingkat pusat, maka anak buahnya di tingkat daerah pasti melakukan cara-cara yang  sama," tandas Budyatna.

Terkait pernyataan salah satu loyalis Anas yang sempat menjadi sekretaris Nazaruddin, yakni Nuril Anwar yang mengaku dalam persidangan kemarin bahwa Marzuki Alie ikut menerima dana sebesar USD 1 juta, Budyatna mengaku tidak percaya. Menurutnya, sangat aneh jika Anas memberikan uang kepada orang yang menjadi lawan politiknya di kongres. Nuril seperti halnya Yulianis tegasnya hanya digunakan Anas menyebarkan isu-isu untuk kepentingannya.

Dia justru melihat ini manuver Anas untuk kembali menggagalkan Marzuki sebagai salah satu kader PD yang potensial menjadi Ketua Umum PD pasca SBY.   Budyatna mengatakan, Anas terkesan ingin menjegal lagi langkah Marzuki menjadi Ketum DPP PD. Makanya kesaksian Nuril muncul memojokkan Marzuki agar nanti calonnya Anas yang menjadi ketua umum.

Sementara itu, Ketua DPP PD Achsanul Qosasi yang juga mantan ketua tim sukses Marzuki Alie saat kongres PD di Bandung meminta KPK segera menelusuri kebenaran kesaksian mantan Wakil Direktur Keuangan Permai Group Yulianis. Sebab, kalau tidak akan berkembang menjadi fitnah dan pasti merugikan pihak-pihak yang sesungguhnya tidak terlibat.

Sebagai tim sukses Marzuki di Kongres PD, Achsanul menegaskan kalau dirinya mau tim suksesnya, maupun Marzuki sendiri tak pernah menerima uang itu, dan tidak pernah membagi-bagikan uang dalam kongres yang digelar di Bandung.

"Saya Timses waktu itu, saya bekerja untuk membantu Pak Marzuki, tapi saya tidak ada membagikan uang itu, dan saya tidak  pernah  menerima uang itu. Jadi ini harus diselidiki KPK. Kasihan Pak Marzuki, dia lagi sakit malah diterpa isu kayak begini. Ini bukan isu main-main. Satu juta dolar itu sekitar Rp 12 miliar," pungkas Achsanul yang juga anggota Komisi XI DPR RI ini. (ind)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Demi Bedah Kampung, Mensos Nginap di Lereng Gunung Slamet


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler