KPK Dipandang Masih Bimbang

Minggu, 18 Oktober 2009 – 14:00 WIB
JUMPA - Ketua KPK Tumpak Hatorangan Panggabean bersama Ketua MA Harifin Tumpa, saat diwawancara wartawan, usai berjumpa di Gedung MA, Jumat (16/10). Foto: Iwan Tri Wahyudi/Indopos/JPNN.
JAKARTA - Pimpinan KPK baru pilihan presiden terus menuai kritik untuk menyelamatkan nasib pemberantasan korupsi yang saat ini di ujung tandukSebab, saat ini, KPK dipandang (sudah) memiliki sejumlah amunisi mujarab untuk memutarbalikkan berbagai macam serangan yang melemahkan lembaga anti korupsi tersebut

BACA JUGA: Makelar Calon Menteri Minta Uang Pulsa

Salah seorang sumber di KPK menyebutkan bahwa komisi memiliki sejumlah bukti yang bakal mengungkap bahwa serangan terhadap KPK yang menyeret Chandra Hamzah dan Bibit Samad Riyanto itu murni rekayasa.

"KPK memiliki bukti banyak sekali
Semua itu di tangan Pak Tumpak (Tumpak Hatorangan Panggabean)

BACA JUGA: Hanya SB yang Nolak Jadi Menteri

Tergantung dia berani atau tidak," ujar sumber tersebut
Sumber yang enggan disebutkan namanya itu mengaku tidak tahu mengapa KPK masih enggan membukanya ke publik

BACA JUGA: Imigran Gelap Tolak Nasi Bungkus

"Padahal sudah jelas semuanya," ujarnyaYang pasti, data tersebut bersifat sangat teknis dan detail.

Sementara, pihak lain di KPK menyebutkan bahwa data tersebut tak kunjung dibuka karena  internal di komisi tak kompakAda pihak yang khawatir, ada pula yang ketakutan dengan sikap tersebut.

Sumber lain di KPK memiliki jawaban lain lagiDia meyakinkan bahwa pimpinan lembaga anti korupsi itu akan menyampaikan langsung bukti-bukti dugaan rekayasa kasus tersebut  kepada presidenNamun, pimpinan KPK diperkirakan masih menunggu momen yang tepatSebab, presiden saat ini masih sibuk dengan agenda membentuk kabinet"Mungkin itu pilihan pimpinan," terangnya.

Soal dugaan rekayasa kasus itu sebenarnya pernah diungkapkan oleh tim pembela hukum KPK Bambang WidjojantoNamun, Bambang belum berani memastikan kapan mereka akan membuka langsung ke publikDia hanya memberikan ancar-ancar bahwa data yang akan disampaikan kepada publik itu mencengangkan dan membelalakkan mataTim pembela hukum tak kunjung membukanya ke publik, karena khawatir menimbulkan persoalan yang lebih besar lagi.

Komisi sebenarnya memiliki pintu masuk yang lain lagi untuk menyelidiki Kabareskrim Susno DuadjiSalah satunya, polisi telah mengakui soal adanya pertemuan Susno dan Anggoro di SingapuraNamun sebelum pertemuan tersebut, KPK telah mengirimkan surat kepada polisi soal status buron bos PT Masaro Radiokom itu.

Direktur Pusat Kajian Anti Korupsi (Pukat) UGM, Zainal Arifin Mochtar, mengungkapkan bahwa para Plt Pimpinan KPK harus berani mengambil sikap keras itu"Kalau benar yang Anda katakan, KPK harus berani mengambil sikap ituSebab yang dipertaruhkan pimpinan pilihan presiden itu adalah nasib pemberantasan korupsi, bukan soal menyelamatkan Bibit dan Chandra saja," ujarnya.

Manakala para pimpinan tak berani menyikapi hal tersebut, kata Zainal, maka hal tersebut akan memperburuk situasi di KPK"Kalau KPK tak berani tampil garang, maka dikhawatirkan publik tak menaruh hormat kepada komisi lagi," terangnya(git/aga)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Biaya Pelantikan SBY Cuma Rp 341 juta


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler