jpnn.com, JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) diserang isu Taliban saat tengah mengusut kasus korupsi bansos untuk masyarakat terdampak pandemi COVID-19.
Isu ini dinilai sebagai salah satu bentuk perlawanan koruptor dan kroni-kroninya yang terganggu kepentingannya oleh KPK.
BACA JUGA: Mantan Jubir Gus Dur: Ini Korupsi Paling Brutal di Muka Bumi
"Mereka yang terganggu kepentingannya melakukan perlawanan atas KPK. Kalau soal isu Taliban, itu abaikanlah. Amerika saja sekarang konsentrasinya sama China, bukan lagi Taliban." kata Adhie Massardi, klordinator Gerakan Indonesia Bersih di kanal YouTube Bravos Radio Indonesia.
Adhie juga menggugah kesadaran civil society untuk bersama-sama berdiri membela dan mendukung lembaga anti rasuah ini dari serangan koruptor. Karena kasus korupsi bansos yang ditangani KPK saat ini merupakan kasus korupsi yang brutal, bahkan paling brutal di muka bumi.
BACA JUGA: Mahfud MD Mengakui Indeks Persepsi Korupsi Indonesia 2020 Terparah
"Saya ingin mengingatkan tahun 2009-2010 ketika ada Cicak versus Buaya, ketika KPK melawan polisi, itu masyarakat membela KPK. Kita harus menggugah kembali hal itu," sambungnya.
Mantan juru bicara Presiden Gus Dur ini mengibaratkan kasus korupsi bansos adalah cermin kebrutalan mental korupsi yang dipertontonkan secara kasat mata.
BACA JUGA: Ini yang Dilakukan Abu Janda sebelum Dilaporkan KNPI ke Bareskrim, Oh Ternyata
Para koruptor itu berani melakukan karena KPK sebelumnya telah dibonsai dengan revisi undang-undang.
"Kenapa mereka tetap berani korupsi, padahal bantuan ini untuk orang miskin? Itu karena mereka tidak takut. Mereka melihat KPK sudah dibonsai dengan UU yang baru sehingga mereka tidak bisa bergerak," tuturnya.
Namun, lanjut Adhie, para koruptor dan kroninya lupa bahwa dalam situasi genting orang bisa menjadi sangat berani menghadapi kekuatan besar.
"Teman-teman di KPK berani melakukan tindakan ini karena kalau diam saja maka akan benar-benar dilibas. Makanya rakyat Indonesia harus membela KPK, jika kita tidak bela KPK ya dosanya ditanggung seluruh rakyat Indonesia," tegasnya.
Ditambahkannya, kasus korupsi besar yang ditangani KPK saat ini, ibarat pertarungan terakhir antara orang baik melawan orang jahat.
Karena cepat atau lambat koruptor akan fight back atau melakukan perlawanan dengan melemahkan KPK lebih kuat daripada sebelum-sebelumnya.
Apalagi perilaku dan pelaku korupsi ini sudah ada di legislatif, eksekutif juga di tempat-tempat lain.
"Kalau mereka kompak melawan, ya selesailah KPK. Makanya kalau sekarang kalah, saya tidak bisa membayangkan apakah masih ada perlawanan terhadap orang-orang yang korup itu nantinya," tandas Adhie Massardi. (esy/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad