KPK Tak Mau Blak-blakan Kasus KRL

Takut Ada yang Pasang Kuda-kuda

Rabu, 01 September 2010 – 20:20 WIB

JAKARTA -- Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) belum mau buka-bukaan terkait hasil pengembangan penyidikan kasus dugaan korupsi kereta api listrik (KRL) hibah Jepang tahun 2006Wakil Ketua KPK, Bibit Samad Rianto berdalih masih melakukan penelusuran dan mengumpulkan bukti-bukti.

"Kita sedang tangani itu, tetapi kita belum bisa sampaikan

BACA JUGA: Polri Siapkan Rekomendasi Pembekuan Ormas Anarkistis

Cari info lengkap dulu," katanya di gedung KPK, Jakarta, Rabu (1/9)
Pernyataan Bibit menjawab pertanyaan wartawan tentang sejauh mana keterkaitan kasus korupsi tersebut dengan PT Sumitomo dan bagaimana skemanya.

Menurut Bibit, dia belum dapat menerangkan hal itu karena khawatir akan menguntungkan pihak-pihak tertentu yang ingin menutupi kejahatannya

BACA JUGA: Calon Kapolri Mengerucut ke Tiga Nama

"Kalau disampaikan sekarang, nanti pihak-pihak yang akan diserang KPK bisa pasang kuda-kuda, kuat lagi
Yang seharusnya bisa diserang dengan kekuatan dua ton, jadi harus sepuluh ton," katanya.

Namun, Direktur Penuntutan KPK, Ferry Wibisono menambahkan bahwa dalam waktu dekat pihaknya akan berbicara dengan pihak Sumitomo mengenai kasus ini

BACA JUGA: Golkar Desak KPK Kejar Otak Pemberi Suap

Sebagaimana diketahui, sehari sebelumnya tim penyidik KPK memang melakukan penggeledahan di Kantor Sumitomo, Jalan Jenderal Sudirman, JakartaPenggeledahan itu dilakukan sehubungan dengan kasus dugaan korupsi pengadaan kereta rel listrik hibah Jepang yang mana PT Sumitomo merupakan pelaksana pengirimannya.

Dalam kasus itu,  KPK sudah menetapkan mantan Dirjen Perkeretaapian, Soemino Eko Saputro sebagai tersangkaKPK menemukan indikasi penggelembungan biaya pengiriman KRL sehingga harga hibah justru lebih mahal daripada membeliKPK memperhitungkan kerugian negara dalam kasus ini sekitar Rp11 miliar.(rnl/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mabes Polri Turunkan Tim Investigasi ke Buol


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler