jpnn.com, GARUT - Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) mendorong Pemerintahan Provinsi Jawa Timur membuka pasar beras induk (PBI) di Surabaya.
Hal ini bertujuan memperbanyak referensi terkait kestabilan stok dan harga beras.
BACA JUGA: Februari Panen Raya Lagi, Akan Ada 800 Ribu Ton Beras
Ketua KPPU Syarkawi Rauf mengatakan, wacana itu sudah dibicarakan dengan Gubernur Jawa Timur Soekarwo.
Dia menambahkan, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman juga turut mendorong wacana itu.
BACA JUGA: Pedagang PIBC Jakarta Timur Pastikan Stok Beras Aman
"Selama ini yang menjadi patokan adalah pasokan beras ke PBI Cipinang. Padahal ke PBIC itu setiap hari hanya lima ribu ton. Di luar Senin, Selasa, Rabu, Kamis, hanya 2.500 ton," kata Syarkawi di Desa Mancagahar, Kecamatan Pameungpeuk, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Selasa (6/2).
Dia mengatakan, debit beras yang masuk di PBIC sekitar 80 ribu ton dalam sebulan.
BACA JUGA: Semoga Stok Minimum Beras di Cipinang Tetap Aman
Sementara itu, semua pihak selalu berpatokan pada PBIC mengenai harga dan kestabilan produksi beras nasional.
"Ini, kan, nggak fair untuk merepresentasi seluruh nasional. Makanya kami dorong Pasar Induk tidak hanya di Cipinang, tetapi kami bikin di Jatim pasar induknya," kata dia.
Syarkawi menambahkan, banyak daerah yang memiliki produksi beras.
Namun, angkanya tidak dihitung dengan baik lantaran tidak memiliki PIB. Sementara itu, PBIC kadang tidak memberikan data yang akurat karena dikuasai oleh segelintir orang.
"Sehingga kami punya banyak referensi mengenai pasokan maupun harga beras tidak tergantung pada PBIC. Jangan-jangan di Cipinang itu dikuasai beberapa pedagang besar saja," kata dia. (tan/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Produksi Padi Nasional Naik 2,5 Persen
Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga