jpnn.com, JAKARTA - KPSN (Komite Perubahan Sepak Bola Nasional), mengadakan dikusi di tengah dunia sepak bola Indonesia yang sedang disorot publik terkait terbongkarnya skandal pengaturan skor.
Diskusi pada Kamis (9/1) itu dihadiri beberapa perwakilan Asprov PSSI di sejumlah daerah dan klub-klub. Sayang, diskusi itu tidak berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Dari 32 undangan, hanya kurang lebih separuhnya saja yang datang.
BACA JUGA: Atur Skor Pertandingan 2 â 0, Wasit Terima Rp 45 Juta
Niatan untuk mengajak para peserta diskusi untuk satu suara agar melakukan perubahan dalam Kongres Tahunan PSSI pada 20 Januari mendatang gagal total.
Salah satu yang menolaknya adalah Manajer Madura FC Januar Herwanto. Dia mengatakan kecewa dengan apa yang dilakukan oleh KPSN. Dirinya yang menyempatkan datang hanya untuk berdiskusi cukup kaget ketika diajak untuk melakukan komitmen bersama dengan KPSN.
BACA JUGA: Kasus Mafia Bola, PSSI Diminta Bijak dan Tak Menutup Diri
’’Kalau diskusi ayo, tapi kalau diajak berkomiten nanti dulu. Saya ini hanya manajer, bukan pemilik klub,’’ jelasnya.
Dia juga melihat apa yang dilakukan KPSN tidak ada bedanya dengan yang sudah-sudah. Baginya, perubahan yang diharapkan KPSN melalui para voters PSSI di Kongres Tahunan nanti tidak akan berjalan mulus. Tidak akan semudah membalikkan telapak tangan.
BACA JUGA: Otak Pengaturan Skor Dijatuhi Hukuman Seumur Hidup
’’Kalau memang ingin perubahan, Satgas Anti Mafia Bola ini jawabannya. Sudah ada ini, kenapa masih diperdebatkan,’’ terangnya.
Apa yang dikatakan oleh Januar dibantah oleh Komisioner KPSN M. Zein. Dia mengatakan apa yang dilakukan pihaknya dalam diskusi kemarin bukanlah sebuah paksaan. ’’Kan tadi ngobrol-ngobrol enaknya bagaimana. Tidak ada kami hanya ingin mencari perubahan,’’ ungkapnya.
Zein mengatakan tanpa adanya diskusi itu, pihaknya sudah bergerak sejak akhir tahun lalu. Bahkan dia mengaku sebelum adanya Satgas Anti Mafia Bola. ’’Kami banyak memberi data ke Bareskrim. Termasuk BS (Bambang Suryo) yang muncul itu kan inisiatif kami,’’ ucapnya.
Zein mungkin bisa berkilah ‘tidak ada paksaan’ dalam diskusi kemarin. tapi apa yang terlihat justru berbanding terbalik. Bahkan, sempat ada perdebatan panas ketika Zen dkk ingin mengadakan konferensi pers dengan wartawan yang lantas dicegah oleh para peserta diskusi karena tidak adanya hasil rapat.
Gara-gara itu kemudian disepakati dua poin dari hasil diskusi. Dua poin yang sama sekali tidak menunjukkan keseriusan untuk memberikan saran bagi perubahan sepak bola Indonesia. Dua poin itu adalah yang pertama memberhentikan Anggota Exco yang ditahan oleh polisi (Johar Lin Eng) dan kedua mendorong satgas memberantas pengaturan skor tanpa pandang bulu.
Dua poin yang memang sudah akan terjadi, tanpa perlu adanya debat kusir kemarin. PSSI memang sudah merencanakan akan memberhentikan Johar dalam Kongres Tahunan di Bali pada 20 Januari mendatang.
Sedangkan Satgas melalui titah Kapolri Jenderal Tito Karnavian adalah memberantas pelaku pengaturan skor secara keseluruhan. Dan itu dibuktikan dengan tertangkapnya 5 pelaku selama ini.
Lantas apa fungsi kemunculan KPSN? Apakah akan jadi KPSI jilid kedua? Zein membantah itu. dia mengatakan KPSN adalah hanya sebuah organisasi yang prihatin dengan kondisi sepak bola Indonesia. Sebuah organisasi yang ingin mendorong pemerintah melalui Kemenpora agar turun mengatasi permasalahan sepak bola Indonesia saat ini.
’’PSSI sekarang ini kan bentukannya pemerintah, pemerintah harus lihat sekarang proyeknya gagal, jadi harus turun tangan melakukan perubahan itu saja,’’ paparnya. (rid)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Satgas Antimafia Bola Tangkap Wasit Asal Garut
Redaktur & Reporter : Soetomo