jpnn.com, JAKARTA - Komisi Pemilihan Umum (KPU) menggagas sosialisasi dan pendidikan pemilih berbasis keluarga. Konsep ini diharapkan dapat mendekatkan pemilih dengan penyelenggara pemilu dan isu-isu kepemiluan sehingga partisipasi masyarakat meningkat baik dari sisi kuantitas maupun kualitas.
“Selama ini sosialisasi dan pendidikan pemilih yang dilakukan terkesan elitis dan eksklusif karena dilakukan secara segmented. Kami juga lebih cenderung berorientasi pada publikasi kegiatan di media, sementara basis-basis pemilih yang menjadi target sosialisasi dan pendidikan pemilih kurang tergarap secara optimal,” ujar Komisioner KPU Wahyu Setiawan di Jakarta, Rabu (8/11).
BACA JUGA: Sejumlah Pihak Berpotensi Jadi Penyebab Konflik Pemilu
Komisioner KPU yang membidangi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih dan Pengembangan SDM ini berkeyakinan, pendekatan basis keluarga cukup efektif, karena semua kategori pemilih akan kembali dan berkumpul dengan keluarganya masing-masing.
“Ini semacam doa sapu jagat. Menyasar satu basis pemilih, tapi basis yang lain otomatis ikut di dalamnya karena pemilih, siapa pun dia akan kembali ke keluarganya,” ucap Wahyu.
BACA JUGA: Ingat, Jangan Sampai Pemilu Dianggap Jadi Beban Masyarakat
Menurutnya, pelaksanaan sosialisasi dan pendidikan pemilih berbasis keluarga akan ditempuh melalui dua metode. Yaitu dari pintu ke pintu atau mendatangi langsung pemilih di rumahnya dan melalui forum warga yang ada di tingkat rukun tetangga, rukun warga, desa/kelurahan dan kecamatan.
“Kami tidak akan mendesain forum, tapi memanfaatkan forum yang secara alamiah ada di tengah-tengah masyarakat seperti forum keagamaan, forum adat, forum pertemuan RT/RT, forum pemerintahan, forum kelompok tani dan nelayan, forum kepemudaan dan forum perempuan,” pungkas Wahyu.(gir/jpnn)
BACA JUGA: Pak Hendro Yakin Banget PKPI Bakal Ikut Pemilu 2019
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sindiran Telak KPU untuk 10 Parpol Penggugat
Redaktur & Reporter : Ken Girsang