Kreatif, Demonstran Hong Kong Gunakan Pokemon Go untuk Kelabui Polisi

Minggu, 11 Agustus 2019 – 02:51 WIB
Pokemon GO AR+. Foto: Phone Arena

jpnn.com, HONG KONG - Dua bulan sudah penduduk Hong Kong turun ke jalan. Setiap hari mereka menelurkan ide baru untuk mengelabui polisi. Mulai membentuk tim pemadam gas air mata hingga menggunakan berbagai aplikasi untuk rancang aksi.

Dua remaja berdiri di area kedatangan bandara Hong Kong. Mereka memegang spanduk putih dengan tulisan seadanya. Bukan tulisan selamat datang disertai nama untuk menjemput seseorang, melainkan ucapan maaf kepada para penumpang yang datang.

BACA JUGA: Hong Kong Makin Tidak Aman bagi Pendatang

"Maaf atas ketidaknyamanannya, kami tengah berjuang untuk tempat tinggal kami." Begitulah bunyi tulisan tersebut.

Jumat (9/8) adalah kali kedua Hong Kongers melakukan aksi damai di bandara. Yang pertama berlangsung 26 Juli lalu selama sehari. Kali ini aksi mereka berlangsung tiga hari, 9-11 Agustus. Tujuan mereka adalah mengedukasi para turis tentang kondisi Hong Kong saat ini yang meminta kebebasan lebih dari pemerintah pusat.

BACA JUGA: Beijing Ancam Demonstran Hong Kong: Yang Bermain Api Pasti Terbakar

Seperti perkiraan para demonstran, polisi tidak berani masuk dan menembaki mereka dengan gas air mata.

Sejak kali pertama aksi berlangsung, demonstran sudah main kucing-kucingan dengan polisi. Mereka terus mencari cara agar tidak tertangkap dan menghindari serangan pasukan pengamanan. Setiap hari ada ide-ide baru yang bermunculan. Salah satunya tentang cara mengumpulkan massa.

BACA JUGA: Ancaman Menyeramkan dari Tiongkok untuk Dalang Demonstrasi Hong Kong

BACA JUGA: Ancaman Menyeramkan dari Tiongkok untuk Dalang Demonstrasi Hong Kong

Demonstran mengunduh aplikasi Pokemon Go. Mereka lalu menyebar pamflet online tentang acara berburu Pokemon di titik-titik tertentu. Itu tentu bukan lokasi berburu Pokemon yang sesungguhnya, melainkan lokasi yang ditentukan untuk demo.

"Jika kami mengatakan akan pergi ke tempat demo yang tidak berizin, itu akan menjadi bukti kuat bagi polisi untuk menahan kami," ujar KK, salah seorang demonstran yang namanya tak mau diungkapkan, kepada BBC.

Kadang-kadang mereka membuat grup membaca Alkitab atau tur sejarah untuk mengumpulkan massa. Yang jelas, tidak ada kata demo, protes, dan sejenisnya di dalamnya. Fitur AirDrop milik Apple digunakan untuk membagikan detail aksi.

Di awal turun ke jalan, Telegram menjadi aplikasi utama untuk menyebarkan informasi. Tapi, kini kian banyak aplikasi yang dipakai. Demonstran juga menggunakan aplikasi Tinder untuk organisasi massa. Biasanya info yang disebar berkaitan dengan lokasi pasukan kepolisian saat itu, situasi garis depan di beberapa titik aksi, serta lokasi untuk mendapatkan alat-alat bantuan seperti masker dan air minum.

Kini mereka juga memberikan informasi titik penjemputan Uber. Sopir taksi relawan yang ada di titik itu membantu membawa demonstran yang terluka atau terjebak di kerusuhan untuk keluar dari lokasi. Mereka mematikan GPS agar tidak terlacak. Sebelumnya, mereka mengirimkan lokasi, tujuannya, dan nomor SIM ke admin jalur Telegram tertentu

Untuk menyiapkan itu semua, dibutuhkan waktu dan tenaga. Alex, seorang demonstran, bahkan sampai melepas pekerjaannya. Kini dia adalah demonstran full time. Setiap keluar rumah, dia wajib membawa telepon pintar dan charger portabel. Dia memberikan info lokasi polisi agar demonstran bisa datang dan keluar dari area protes tanpa tertangkap. Jika tak ada aksi, dia membuat selebaran yang diberikan kepada kenalan para demonstran di luar Hong Kong dan Tiongkok untuk disebar via WhatsApp dan Facebook. Menyebar di dalam negeri terlalu berisiko.

Massa juga memiliki forum bernama Lihkg. Di forum itu tugas-tugas demonstran dibagi secara spesifik. Rob, misalnya. Dia bertugas mematikan gas air mata yang ditembakkan polisi. Biasanya massa menggunakan cone lalu lintas untuk menutup kaleng gas air mata sebelum menyiramnya dengan air. Tim itu wajib memakai sarung tangan tahan panas dan membawa obat anti-iritasi. (*/c10/dos)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kemenlu Minta WNI Tidak Ikut Demo Anarkistis di Hong Kong


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler