Kredit Hanya Tumbuh 15 Persen

Jumat, 20 Desember 2013 – 07:58 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Tahun depan akan menjadi masa penuh tantangan bagi sektor perbankan. Langkah pengetatan moneter yang dilakukan Bank Indonesia (BI) sejak pertengahan warsa ini bakal berimbas pada melambatnya kinerja kredit perbankan.

 

Ekonom Utama Bank Dunia untuk Indonesia Ndiame Diop mengatakan, Bank Dunia memproyeksi pertumbuhan kredit perbankan di Indonesia akan melambat mulai kuartal pertama tahun depan. "Turun di kisaran 15 persen," ujarnya kemarin (19/12).

BACA JUGA: Masih Ada Dua Direksi BKI Lagi Bakal Dicopot

Sebagai gambaran, pertumbuhan kredit bulanan secara year-on-year (yoy) atau dibanding bulan sama tahun sebelumnya, ada di kisaran 20-23 persen. Pada Oktober lalu, kredit perbankan Indonesia masih tumbuh 22,2 persen, melambat dibanding periode September yang sebesar 23,1 persen.

BACA JUGA: Dahlan Iskan: Pemda Sumut Tetap Dijatah 30 Persen

Meski pertumbuhan kredit masih cukup tinggi, lanjut Diop, namun harus dicermati bahwa besarnya nilai kredit tersebut dipengaruhi oleh depresiasi nilai tukar rupiah. Logikanya, ketika kurs melemah, maka nilai kredit valas dalam denominasi dolar AS (USD) akan membesar ketika dikonversi ke dalam rupiah. "Nilainya signifikan karena porsi kredit valas mencapai 15 persen dari total outstanding," katanya.

Data Statistik Perbankan Indonesia menunjukkan, outstanding kredit periode Oktober tercatat sebesar Rp 3.159,47 triliun, terdiri dari utang denominasi rupiah Rp 2.645,35 triliun dan denominasi valas USD 514,12 triliun.

BACA JUGA: Dahlan Minta Inalum Pemegang Saham di proyek Mempawah

Jika dibanding periode sama 2012, maka kredit dalam denominasi rupiah tumbuh 21,57 persen, sedangkan kredit valas tumbuh tinggi hingga 25,54 persen. Pertumbuhan kredit valas ini mencatat lonjakan signifikan dibanding periode Mei 2013 (yoy) yang hanya 15 persen. Ketika itu, nilai tukar rupiah masih di kisaran 9.800 per USD, sedangkan pada Oktober sudah di kisaran 11.500 per USD.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Difi Johansyah mengatakan, perlambatan kredit yang terjadi pada Oktober lalu masih sejalan dengan melambatnya pertumbuhan ekonomi. "Yang penting, stabilitas perbankan terjaga," ujarnya.

Ketua Perhimpunan Bank-bank Umum Nasional (Perbanas) Sigit Pramono masih mengaku optimistis dengan kinerja perbankan tahun depan. Dia menyebut, laju pertumbuhan kredit memang akan melambat, namun masih di level yang cukup tinggi.

"Kalau tahun ini kredit tumbuh 23 persen, tahun depan mungkin masih bisa 22 persen," katanya. (owi/sof)

BACA ARTIKEL LAINNYA... DPR: Belum Saatnya BRI Miliki Satelit Sendiri


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler