jpnn.com - JAKARTA - Bank Indonesia berencana merevisi proyeksi pertumbuhan kredit. Hal tersebut disebabkan kondisi perekonomian dan pertumbuhan penyaluran kredit yang belum menunjukkan tanda-tanda perbaikan.
Deputi Gubernur BI Halim Alamsyah mengungkapkan bahwa pertumbuhan kredit sejalan dengan pertumbuhan ekonomi. "Tentu akan ada revisi pertumbuhan kredit, karena kami kan sudah merevisi pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan kredit saya pikir mengikuti pertumbuhan ekonomi yang melambat," ujarnya pada Jawa Pos, Sabtu (6/6).
BACA JUGA: Penuhi Kebutuhan Bawang Merah Cabai, Pemerintah Siap Impor Lagi
Capaian pertumbuhan ekonomi triwulan I tahun ini hanya sebesar 4,7 persen atau lebih rendah dibandingkan akhir tahun yang sebesar 5,02 persen. Sebelumnya, BI telah merevisi pertumbuhan ekonomi nasional dari 5,4 persen menjadi 5,1 persen secara tahunan hingga akhir tahun.
Adapun untuk kuartal II, III, dan kuartal akhir masing-masing 4,9 persen, 5,3 persen, dan 5,4 persen. Untuk proyeksi pertumbuhan kredit BI memperkirakan sebesar 15 persen hingga 17 persen.
BACA JUGA: Ini Merek Terpopuler di Dunia
Halim menuturkan besaran pertumbuhan kredit setelah revisi belum ditentukan karena masih menunggu bank-bank memasukkan revisi rencana bisnis mereka. "Belum ditentukan, nanti kami tunggu dulu revisi bisnis bank di semester II," ucapnya.
BI mencatat adanya pelambatan pertumbuhan kredit pada April 2015. Kredit yang disalurkan oleh perbankan mencapai Rp 3.747,3 triliun, tumbuh 10,3 persen (yoy), capaian tersebut lebih rendah dibanding bulan sebelumnya yakni sebesar 11,1 persen (yoy).
BACA JUGA: Hasil Survei, Masyarakat Indonesia Doyan Mie Instan
BACA ARTIKEL LAINNYA... Harga Jual Bawang di Petani Rp 15 Ribu, di Pasaran Rp 40 Ribu
Redaktur : Tim Redaksi