Kriminalisasi Pemimpin Hasil Pemilu, Militer Myanmar Masih Mengaku Dukung Demokrasi

Sabtu, 27 Maret 2021 – 20:45 WIB
Panglima Militer Myanmar, yang kini jadi penguasa tertinggi negara tersebut, Min Aung Hlaing, memberi hormat saat upacara Martyrs' Day di Yangon (19/7/2020). Foto: ANTARA FOTO/Ye Aung Thu/ Pool via REUTERS/File Photo/aww

jpnn.com, NAYPIDAW - Pemimpin junta Myanmar Min Aung Hlaing menegaskan kembali janjinya untuk mengadakan pemilu setelah kudeta bulan lalu.

Berbicara pada parade tahunan Hari Angkatan Bersenjata, dia berkilah bahwa tentara harus merebut kekuasaan pada 1 Februari karena tindakan melanggar hukum oleh Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD), partai yang dipimpin Aung San Suu Kyi.

BACA JUGA: Pemerintah Junta Militer Myanmar Tangkap Puluhan Jurnalis

Dia menambahkan bahwa beberapa pemimpin partai telah dinyatakan bersalah melakukan korupsi dan tindakan hukum diambil untuk melawan mereka.

Kudeta militer di Myanmar itu mendapat protes dari para pemimpin dunia, Seken PBB Antonio Guterres dan Paus Fransiskus.

BACA JUGA: Gadis 7 Tahun Tewas di Tangan Tentara, Myanmar Makin Membara

Presiden AS Joe Biden mengatakan dalam demokrasi, tentara tidak dapat membatalkan pemilu yang sudah disahkan oleh lembaga pemilihan umum. (ant/dil/jpnn)

BACA JUGA: Militer Thailand Dikabarkan Bantu Rezim Kudeta Myanmar, Mayjen Amnat Srimak Langsung Bereaksi


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler