jpnn.com - JAKARTA - Kriminolog dari Universitas Indonesia, Ronny Nitibaskara mengklaim bahwa Wayan Mirna Salihin tidak nyaman dengan keberadaan Jessica Kumala Wongso.
Hal ini dikatakannya setelah dua kali melihat CCTV yang merekam pertemuan Jessica, Mirna, dan Hani Boon Juwita saat bertemu di Kafe Olivier Mall Grand Indonesia, 6 Januari silam.
BACA JUGA: Kapolri Belum Berani Bicara Sanksi buat Muncikari Gay
"Perilaku nonverbal (Mirna) memberi jarak artinya tidak nyaman," kata Ronny saat memberikan keterangan dalam sidang perkara kematian Mirna di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Kamis (1/9).
Menurut Ronny, seharusnya pertemuan antara Mirna dan Jessica berlangsung akrab karena mereka bersahabat. Namun, Mirna seakan memberi jarak, menandakan ketidaknyamanan.
BACA JUGA: Kubu Jessica Tolak Panasihat Kapolri jadi Saksi Ahli
Sementara itu, reaksi berbeda ditunjukkan oleh Hani. Hani saat itu langsung berlari kecil dan memeluk Jessica. "Jadi perbedaan ini sedikit memberikan gambaran terkait kedekatan masing-masing," jelas Ronny.
Penasihat Kriminologi Kapolri Jenderal Tito Karnavian ini menerangkan, ada beberapa respons tubuh yang digerakkan oleh otak.
BACA JUGA: Oknum Guru Sodomi 9 Murid, Pak Polisi Sita Handbody dan Film Dewasa
Otak neokorteks, kata Ronny, biasanya menyuruh seseorang untuk berbohong lewat kata-kata. Kemudian adapula otak limbik, yang biasanya lebih pada kejujuran. Otak limbik ini biasanya menghasilkan gerakan tubuh.
Dalam analisisnya, gerakan Mirna pada Jessica berasal dari otak limbik dan tak bisa berbohong bahwa tidak dalam kondisi nyaman. "Gerakan tertentu itu menjadi kunci orang itu berbohong atau tidak," tandas Ronny. (mg4/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Duh, Guru Matematika Bandot Ini Suka Raba-Raba Siswinya saat Mengajar
Redaktur : Tim Redaksi