Kripto

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Kamis, 20 Januari 2022 – 15:45 WIB
Dhimam Abror Djuraid. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah memutuskan bahwa mata uang kripto hukumnya haram.

Keputusan ini menyusul keputusan serupa yang sudah terlebih dahulu dikeluarkan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Nahdlatul Ulama (NU).

BACA JUGA: Simak, Prediksi Aset Kripto Pada 2022

Fatwa Muhammadiyah itu diumumkan di laman resmi Rabu (19/1). Disebutkan bahwa mata uang kripto hukumnya haram baik sebagai alat investasi maupun alat tukar.

Mata uang kripto sebagai alat investasi memiliki banyak kekurangan dari sisi syariat Islam, karena terlalu spekulatif ada kental dengan unsur perjudian atau maisir.

BACA JUGA: PP Muhammadiyah Keluarkan Fatwa Haram Kripto, Simak Penjelasan Lengkapnya

Mata uang kripto dianggap mengandung ketidakjelasan atau gharar, karena hanya berupa angka-angka tanpa ada aset jaminan atau underlying asset, seperti emas atau barang berharga lainnya.

Sebagai alat investasi maupun alat pembayaran mata uang kripto sama-sama tidak memenuhi syarat syariat.

BACA JUGA: Waspada! Penipuan Berkedok Aset Kripto Bertebaran di Media Sosial

Dalam pandangan Muhammadiyah, standar mata uang yang dijadikan alat tukar seharusnya memenuhi dua syarat yaitu diterima masyarakat dan disahkan oleh negara melalui otoritas resmi seperti bank sentral.

Penggunaan mata uang kripto, bukan hanya belum disahkan negara, tetapi juga tidak memiliki otoritas resmi yang bertanggung jawab atasnya. Transaksi dengan mata uang kripto tidak memberi jaminan perlindungan kepada konsumen pengguna, dan karena itu sangat rawan terhadap eksploitasi dan penipuan.

Kemunculan kripto adalah fase baru peradaban manusia yang ditandai dengan perkembangan teknologi 4.0 yang serba digital. Peradaban digital ini akan menggoyahkan sendi-sendi peradaban konvensional yang selama ini dikenal, seperti negara, bangsa, dan juga agama.

Salah satu prinsip perdagangan mata uang kripto adalah bebas, mandiri, saling percaya, dan dilindungi oleh sistem enkripsi yang menjamin tidak akan ada duplikasi atau pemalsuan.

Praktik semacam ini menjadi ciri khas masyarakat berjaringan (network society) yang menjadi fenomena dunia digital mutakhir.

Teknologi digital akan membongkar cara-cara konvensional kita untuk berhubungan sosial, ekonomi, dan politik.

Bill Gates mengatakan, ‘’Banking is necessary, but bank is not,’’ Perbankan adalah kebutuhan, tetapi bank tidak kita butuhkan.

Transaksi keuangan, pembayaran, pertukaran, kredit, dan investasi adalah keniscayaan yang menjadi bagian dari hidup manusia.

Namun, proses itu tidak perlu lagi melibatkan bank, yang bertempat di gedung-gedung besar yang mentereng, lengkap dengan eksekutif berdasi dan bergaji mahal, dan para petugas di front desk yang cantik dan senantiasa tersenyum.

Bank fisik akan tergusur oleh bank virtual. Para direktur akan digusur oleh layanan otomatis, dan para teller cantik, kalau masih diperlukan, akan diganti oleh robot yang lebih cantik, ramah, dan cekatan dalam melayani kostumer.

Uang kertas? Siapa lagi yang membutuhkan. Sekarang pun tukang bakso di pinggir jalan sudah menerima pembayaran uang digital. Tidak akan ada lagi orang yang ketinggalan dompet di rumah, atau kecopetan dompet di pasar.

Dompet sudah menjadi barang usang karena diganti oleh dompet digital.

Sementara itu, si tukang bakso hanya menerima rupiah sebagai alat pembayaran digital. Namun, tidak lama lagi dia akan menerima mata uang Libra buatan Facebook, atau mata uang kripto seperti Bitcoin, Ethereum, Solana, Cardano, atau mata uang kripto lainnya.

Revolusi uang digital itu sudah terjadi di China dipelopori oleh entrepreneur hebat bernama Ma Yun atau lebih dikenal sebagai Jack Ma, yang memperkenalkan sistem pembayaran Alipay yang sudah tidak butuh lagi uang cash.

Jack Ma juga menciptakan sistem yang memungkinkan semua orang mendapatkan kredit langsung tanpa prosedur perbankan yang rumit.

Peradaban manusia dimulai dengan keberadaan homo sapiens yang menjadi cikal bakal manusia modern sekarang ini. Jenis manusia ini menjadi bentuk evolusi hasil pergulatan melawan alam dan melawan spesies dan genus sesama manusia.

Pada akhirnya homo sapiens menjadi makhluk penguasa bumi yang membangun peradabannya sampai menjadi modern seperti sekarang. Salah satu kelebihan dari homo sapiens yang tidak dimiliki oleh spesies lainnya adalah kemampuannya untuk berkumpul dalam jumlah sangat banyak secara tertib dan teratur.

Yuval Noah Harari, penulis buku ‘’Homo Sapiens’’ mengatakan bahwa manusia mempunyai kesamaan DNA dengan simpanse sampai 98 persen lebih.

Satu-satunya makhluk yang paling dekat dengan manusia adalah simpanse. Namun, mengapa manusia bisa menjadi penguasa tunggal dunia dan bukan simpanse?

Salah satunya adalah kemampuan manusia untuk berkumpul secara tertib di satu tempat dalam jumlah besar.

Puluhan ribu manusia bisa berkumpul dengan tertib di stadion untuk menonton pertandingan sepak bola, atau ribuan orang berkumpul di lapangan untuk menonton konser dangdut.

Bagaimana jadinya kalau peradaban dunia dikuasai oleh simpanse yang menonton pertandingan sepak bola atau melihat pertunjukan dangdut? Itu tidak akan terjadi karena simpanse tidak bisa mengorganisasikan diri dengan damai.

Manusia memang sering tawuran di stadion sepak bola, terutama kalau timnya kalah. Manusia juga tawuran kalau kakinya terinjak orang lain saat sama-sama joget.

Namun, manusia punya mekanisme untuk berdamai dan mengorganisasikan diri sendiri setelah konflik.

Apakah simpanse atau monyet percaya kepada Tuhan. Tidak. Kata Harari. Itulah yang membedakannya dengan manusia yang percaya kepada Tuhan, dan karena itu percaya dia akan dihidupkan lagi setelah mati. Karena itulah kemudian ada agama.

Ini adalah bagian dari struktur keyakinan bersama manusia yang memungkinkan untuk bekerja, hidup, dan bersatu dalam kelompok besar berisi ratusan dan ribuan orang.

Maka, agama menjadi kunci dari esensi keteraturan dan struktur bagi umat manusia, dan pemimpin-pemimpinnya adalah mereka yang paling dekat dari keyakinan itu.

Manusia purba adalah makhluk nomadik, menjelajahi daratan untuk mencari makanan dan berpindah dari satu tempat ke tempat lain sepanjang musim-musim untuk makan dan mencukupi kebutuhan.

Ketika kita merasa kekurangan stok makanan, atau ketika komunitas lain mempunyai hal-hal yang lebih baik, manusia menciptakan sistem barter untuk mempertukarkan nilai dengan satu sama lain.

Perdagangan barter bekerja dengan baik dan memungkinkan komunitas-komunitas yang berbeda menjadi sejahtera dan bertahan hidup.

Sistem barter diganti dengan sistem uang setelah manusia menjadi sedenter yang hidup menetap dalam kelompok-kelompok yang lebih besar dan bercocok tanam. Struktur pertanian dan permukiman memperkenalkan sebuah revolusi dalam cara umat manusia bekerja.

Sebelumnya, manusia mencari makanan dan memburu, kini, mereka menetap dan bertani bersama.

Kegiatan bertani menghasilkan kelimpahan, dan kelimpahan menghilangkan sistem barter. Sistem barter tidak lagi bekerja dengan baik karena orang tidak dapat mempertukarkan sesuatu yang telah dimiliki orang lain.

Maka, muncul kebutuhan akan sebuah sistem baru, dan pemimpin agama---atau pemerintah---pada masa itu meresponsnya dengan menciptakan uang.

Sejak awal, uang telah menjadi mekanisme kontrol terhadap masyarakat dan ekonomi. Negara yang memiliki uang menjalankan sebuah sistem ekonomi. Negara yang tidak mempunyai sistem pembayaran uang tidak bisa mengontrol warganya.

Menurut Harari, manusia dengan cepat membangun peradaban yang canggih dengan menemukan uang. Kemampuan utama manusia yang tidak dimiliki simpanse saingannya adalah kemampuan untuk menciptakan mitos.

Peradaban manusia modern sekarang semuanya didasarkan pada mitos dan fiksi yang diciptakan untuk mengikat sekelompok manusia lainnya demi tujuan besar bersama. Mengapa selembar kertas tipis yang bergambar Benjamin Franklin dan bertuliskan ‘’100 Dolar’’ bisa dipakai untuk membayar makanan dan minuman di restoran? Karena mitos.

Manusia percaya bahwa lembaran yang disebut uang dolar itu memunyai orang-orang yang tepercaya yang mengelolanya dengan komitmen tinggi dan tidak akan menipu dan mengkhianati kepercayaannya.

Orang-orang tepercaya itu bisa menjadi ketua Bank Sentral Amerika atau presiden Amerika. Jangankan kenal atau ketemu, tahu namanya pun tidak.

Itulah mitos. Bahkan agama, ideologi, sistem moneter, hasrat-hasrat manusiawi seperti hak asasi, kemerdekaan, dan lain-lain, adalah bagian dari mitos dan imajinasi. Itulah yang menjadikan gerak perkembangan peradaban manusia begitu dinamis, meninggalkan spesies-spesies lainnya.

Satu contoh sukses dari imajinasi manusia adalah sains dan teknologi. Keduanya memicu revolusi industri, dan dalam waktu singkat corak peradaban manusia berubah drastis dari zaman-zaman sebelumnya.

Mesin-mesin kompleks, perangkat ciptaan untuk mempermudah kerja manusia, menjadi instrumen vital penunjang kehidupan manusia modern.

Sekarang manusia berada pada fase keempat revolusi industri 4.0. Fase ini melahirkan ilmu robotika, kesadaran buatan, rekayasa genetika, dan otomatisasi mesin. Pekerjaan yang dulu dijalankan oleh manusia diambil alih oleh robot dan mesin.

Mata uang kripto adalah hasil fase revolusi 4.0 yang menjadi tantangan besar bagi peradaban manusia. Sains dan teknologi menggeser peran negara, pemerintah, dan agama. Tentu, tiga kekuatan itu akan melawan.

Negara dan pemerintah bisa melarang penggunaan kripto melalui undang-undang. Organisasi agama melawan kripto dengan mengeluarkan fatwa haram.

Sampai kapan fatwa dan undang-undang itu bisa bertahan? (*)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur : Adek
Reporter : Cak Abror

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
kripto   Cak Abror   Muhammadiyah   MUI   NU  

Terpopuler