jpnn.com - BANDARLAMPUNG – Kombespol Krishna Murti diterpa fitnah. Wakapolda Lampung itu diisukan menganiaya seorang perempuan bernama Novena Widjaya.
Fitnah terhadap Krishna Murti ini ditengarai dilakukan oleh oknum yang tidak suka dengan polisi yang memiliki tagline Lampung Kece tersebut.
BACA JUGA: Mas Kaesang, Hancur Hati Adek, Mas…
Terlebih, semasa ia menjabat direktur reserse kriminal umum (Dirreskrimum) Polda Metro Jaya, banyak kasus besar yang ditanganinya.
Alumnus Akademi Kepolisian 1991 ini juga merupakan polisi yang memiliki karir mentereng.
BACA JUGA: Eits! Kasus BLBI dan Skandal Century Belum Disetop Lho
Bahkan, dalam waktu dekat, ia akan naik pangkat menjadi brigadir jenderal. Itu setelah Polda Lampung naik tipe dari B menjadi A.
Tadi malam, kepada Radar Lampung (Jawa Pos Group), Krishna Murti menceritakan kronologis munculnya fitnah yang menerpanya tersebut.
BACA JUGA: Keren..Interpol dari Ratusan Negara Berkumpul di Bali
Menurut dia, fitnah itu berawal dari pemberitaan di salah satu situs berita berjudul Bekas Pejabat Polda Metro Jaya Terkenal Diduga Aniaya Teman Wanitanya.
Berita itu lalu menjadi viral, kemudian mengundang pertanyaan publik.
’’Meski dalam berita itu tidak menyebutkan nama, arahnya jelas ke saya. Padahal, saya tidak melakukan seperti yang dituduhkan itu,” ujarnya.
Sekarang, kata dia, yang bisa dilakukannya adalah menunggu penyelidikan yang dilakukan Divisi Profesi dan Pengamanan (Divpropam) Mabes Polri terkait berita yang beredar tersebut.
’’Kan katanya propam akan menyelidiki tentang berita itu, bukan tentang saya lho. Nah, kita tunggu saja kerjanya, dan hasilnya kita serahkan kepada propam. Biarlah kebenaran akan terungkap sendiri,” ucapnya.
Apakah fitnah itu sengaja ditebar oknum yang ingin menjegal karirnya di Polri? Krishna menolak berkomentar.
Dia hanya menegaskan bahwa jabatan atau pangkat di Polri adalah amanah yang harus dipertanggungjawabkan kepada publik dan Tuhan.
’’Saya tidak ada masalah, apakah dipertahankan atau ditempatkan di tempat lain, karena itu semua pertimbangan pimpinan. Itu (jabatan dan amanah) sudah jalan Tuhan,” jawabnya.
Dia menjelaskan, menjadi seorang polisi itu memang penuh risiko.
Mulai tertembak, meninggal dunia saat bertugas, bahkan ditangani secara hukum ketika salah dalam menangani perkara, sampai difitnah seperti yang dialaminya sekarang.
’’Semua pekerjaan itu ada risiko. Polisi bergerak juga pasti ada risiko. Terpenting bagaimana menyikapi risiko itu,” ungkap KM.
Karenanya terkait adanya fitnah yang menerpa ini, ia bakal menyikapinya dengan tenang. Sebab, tidak ada kewajibannya untuk membuktikan.
’’Silakan yang membuat cerita saja yang membuktikan,” katanya lagi.
Apakah dirinya akan menuntut secara hukum ketika propam sudah membuktikan bahwa berita itu fitnah? Krishna menyerahkan kepada institusinya.
’’Kalau itu saya serahkan kepada institusi. Adanya ini juga membuat citra jelek institusi,” tukasnya.
Dengan adanya peristiwa ini, dia mengimbau kepada wartawan untuk berhati-hati dalam mengangkat rumor pejabat publik.
Jangan sampai malah memfitnah. Sebab jika yang disampaikan adalah fitnah, maka akan berdampak juga kepada keluarga yang terkena fitnah.
’’Istri dan anak saya terganggu dengan ini. Apalagi dahsyat sekali isunya, yakni penganiayaan terhadap seorang perempuan. Tetapi, saat ini istri dan anak saya sudah tenang kok,” ucapnya.
Terkait adanya foto selfie dirinya bersama Novena yang beredar di media sosial, KM menyatakan foto tersebut merupakan foto selfie biasa yang diambil di tengah orang ramai.
’’Masa saya menolak orang yang ingin foto dengan saya. Foto selfie dengan masyarakat itu kan sebagai upaya untuk lebih dekat dengan mereka. Masakpolisi dekat sama masyarakat salah. Sementara, Novena juga memang teman saya,” terangnya.
Sayang, Krishna menolak halus permintaan Radar Lampung yang meminta nomor telepon Novena.
’’Dia (Novena) nggak mau. Dia juga mengaku terganggu dengan isu ini,” pungkasnya.
Terpisah, Kepala Divisi Propam Mabes Polri Irjen Muhammad Iriawan mengatakan, pihaknya tengah menyelidiki berita tersebut.
’’Masih dalam tahap lidik. Karena informasinya sudah berkembang di media,” kata dia melalui pesan WhatsApp yang dikirimkan kepada Radar Lampung.
Kendati demikian, Iriawan menegaskan, hingga kemarin belum ada laporan yang masuk terkait penganiayaan seperti yang diisukan tersebut.
’’Untuk itu masih perlu dilakukan pendalaman dan menelusuri sumber awal,” ujarnya.
Sementara, Kadivhumas Mabes Polri? Irjen Boy Rafli Amar membenarkan jika informasi tersebut menjadi viral.
Namun hingga saat ini belum ada laporan yang masuk. ’’Belum ada laporan yang masuk. Kita masih menunggu proses penyelidikan oleh propam,” singkatnya.
Terpisah, pengamat hukum asal Universitas Lampung Yusdianto berharap Mabes Polri serius mengusut permasalahan ini. Sebab, jika isu ini fitnah, maka akan merusak citra Polri.
’’Beri tindakan hukum penyebar fitnahnya, untuk menjadi shock therapy agar jangan ada kasus serupa lagi. Kalau tidak serius, bisa jadi ke depan jenderal polisi mana yang difitnah,” tukasnya.
Menurut dia, penyelidikan tidak hanya dilakukan ke luar, tetapi juga ke internal Polri. Karena bisa jadi isu ini memang sengaja diembuskan dari internal lantaran tidak suka dengan karir mentereng KM.
’’Jadi intinya Polri harus mengusut serius kasus ini. Jika ini fitnah, harus dijerat secara hukum yang menebar fitnah tersebut,” tegasnya. (yay/p4/c1/whk/sam/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ini Alasan KPK belum Tahan Tersangka Korupsi KTP Elektronik
Redaktur : Tim Redaksi