Krisis Air Bersih Berkepanjangan di Sumbawa Harus Segera Diatasi

Sabtu, 07 November 2020 – 09:58 WIB
Ilustrasi krisis air bersih. Foto : Pojokpitu

jpnn.com, SUMBAWA - Praktisi Kesehatan Penyakit Dalam, Ari Fahrial Syam menyoroti krisis air bersih yang masih terjadi di sejumlah wilayah Indonesia. Salah satunya di Kabupaten Sumbawa di Nusa Tenggara Barat (NTB).

Apalagi, kekeringan di Sumbawa terjadi setiap tahunnya dan tidak pernah kunjung berakhir.

BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Habib Rizieq Batal Kembali ke Indonesia? Pak Anies Umumkan Kabar Baik

Dia pun mengingatkan, kekeringan bisa saja memunculkan penyakit diare. Sebab, warga memiliki keterbatasan mendapatkan air dengan kualitas yang baik.

Hanya saja, dia menilai, kasus-kasus diare di daerah memang harus dilihat dulu penyebabnya. Terlebih, sanitasi yang buruk juga bisa menjadi penyebab diare.

BACA JUGA: Berkat Wakaf, Dua Pesantren di Lereng Gunung Slamet Dapatkan Sarana Air Bersih

“Artinya, sumber dari virus itu larinya dari makanan dan minuman. Jadi kalau makanan itu kita konsumsi, tercemar tentu menjadi infeksi. Kemudian minuman tercemar, menjadi infeksi,” kata dia dalam keterangannya.

Saat ini, data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat mencatat, ada 42 desa yang tersebar di 17 kecamatan di Sumbawa yang mengalami krisis air bersih saat ini. Dampaknya, ratusan ribu warga kekurangan air bersih.

BACA JUGA: Wapres Hingga MUI Dukung Rencana Program Magrib Mengaji di Sumbawa

Ironisnya, masalah menahun ini berbanding lurus dengan jumlah kasus diare yang terbilang tinggi. Berdasarkan Profil Kesehatan NTB tahun 2019, puskesmas dan RS di Kabupaten menangani 11.439 kasus diare pada semua umur dan 4.331 kasus diare pada balita.

Anggota DPRD Provinsi dari Fraksi Gerindra, H Talib, mengaku prihatin mendapati sejumlah desa dilanda kekeringan dan kesulitan air bersih. Pemerintah dimintanya untuk tanggap, karena air bersih merupakan salah satu kebutuhan dasar yang sangat penting bagi kehidupan.

Dia meminta desa-desa yang dilanda kekurangan air bersih untuk mengajukan proposal, sehingga bisa dibantu oleh pemerintah provinsi.

Menurut H Talib, persoalan yang besar yang dihadapi adalah kurangnya infrastruktur. Kalau infrastruktur bagus, dia yakin air dapat didatangkan.

Menanggapi masalah ini, Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Sumbawa Jarot-Mokhlis berikhtiar akan memperbaiki dan melengkapi infrastruktur. Mereka ingin persoalan kebutuhan air bersih dapat dipenuhi secara merata.

“Ke depan jika kami memimpin Sumbawa maka salah satu yang akan menjadi perhatian yaitu ketersediaan air bersih bagi warga di 17 kecamatan dan 42 desa yang setiap tahun mengalami kekeringan,” kata Calon Bupati Sumbawa, H Jarot, di Kecamatan Terano, Jumat (6/11).

Salah satu cara yang dapat dilakukan, kata Jarot, adalah dengan melengkapi dan menambah jumlah dan kapasitas pipa air. Penambahan jumlah sumur dan kedalamannya juga perlu dilakukan. Kedalaman sumur dari yang saat ini sekitar 30 meter menjadi 50 sampai 80 meter.

“Kekeringan ini setiap tahun rutin terjadi, semoga kami memimpin Sumbawa dan melepaskan kesulitan warga khususnya dalam ketersediaan air bersih,” katanya. (cuy/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler