TOKYO - Sinyal bakal terulangnya tragedi nuklir Chernobyl di Jepang semakin kuatIndikasi itu terlihat dari meningkatnya radiasi di Fukushima dari level 5 menjadi 7 atau tingkat tertinggi skala internasional versi Badan Energi Atom Internasional (IAEA) kemarin (12/4)
BACA JUGA: Dubes Somalia Dukung Intervensi Militer
Level 7 berarti sama dengan skala ledakan nuklir di Chernobyl, Ukraina, 26 April 1986
BACA JUGA: Demi Harga Diri, Militer Perlu Dikerahkan
Zona bahaya ditetapkan 30 kilometer dari reaktor meski sebagian warga nekat tetap tinggal di kawasan itu.Dampaknya, puluhan ribu orang dilaporkan tewas karena kanker
BACA JUGA: AS Klaim Sukses Cekal 350 Teroris
"Kebocoran radiasi belum sepenuhnya berhentiKami khawatir bencana Fukushima akan melebihi Chernobyl," ungkap pejabat Tokyo Electric Power Company, selaku operator reaktor, dalam jumpa pers yang dilansir kantor berita Kyodo kemarin.Badan Regulasi Nuklir Jepang, sebagaimana dilaporkan AFP, telah mengumumkan bahwa kerusakan reaktor nuklir (PLTN) Fukushima Daiichi setara dengan bencana ledakan reaktor ChernobylSebelumnya, bencana nuklir di Fukushima Daiichi ditetapkan pada level 5Level itu sama dengan skala yang ditetapkan dalam kecelakaan nuklir di Pulau Three Mile, AS, 1979.
Keputusan menaikkan tingkat bahaya radiasi tersebut dilakukan setelah penelitian lanjutan oleh Komisi Keselamatan Nuklir Jepang pada Senin lalu (11/4)Kenaikan tingkat krisis nuklir itu ditandai menyebarnya radiasi hingga ke udara, air minum, sayuran, serta air laut
Ketua Komisi Keselamatan Haruki Madarame menyatakan, pembangkit nuklir tersebut mengeluarkan bahan radioaktif lebih dari 10.000 terabecquerel per jamPelepasan itu terjadi secara terus-menerus dalam beberapa jam ke wilayah di luar reaktor.
Namun, jumlah radioaktif yang terlepas dan keluar dari area pembangkit diharapkan lebih sedikit daripada jumlah radioaktif yang terlepas dalam bencana ChernobylKomisi menyatakan, jumlah material radioaktif yang terlepas ke lingkungan di sekitar pembangkit itu telah berkurang dari 1 terabecquerel per jamKarena itu, komisi masih meneliti jumlah total bahan radioaktif yang telah terlepas.
Komisi juga melakukan penghitungan awal akumulasi radiasi yang terlepas ke luarDiperkirakan, jumlah radioaktif di area 60 kilometer arah barat utara dan 40 kilometer arah selatan barat-selatan reaktor melewati jumlah batas per tahun 1 milisievert.
Area itu mencakup Kota Fukushima, Date, Soma, Minamisoma dan Iwaki, serta sebagian Kota Hirono di Prefektur FukushimaJumlah bahan radioaktif dalam radius 20 kilometer pun beragamYakni, mulai kurang dari 1 milisievert hingga 100 milisievertSementara itu, di radius 20?30 kilometer, tempat para penduduk diminta tetap berada dalam rumah, jumlahnya kurang dari 50 milisievert.
Kenaikan tingkat bahaya radiasi hingga level 7 itu terjadi setelah sebulan terakhir -sejak bencana gempa-tsunami terjadi pada 11 Maret lalu- Jepang menepis anggapan bahwa material radioaktif yang keluar dari reaktor sudah menyebarBahkan, Jepang sempat percaya diri bahwa jumlah material radioaktif yang dilepaskan reaktor hanya 10 persen dari yang dilepaskan Chernobyl.
Pada level 7, kebocoran bisa mengancam kesehatan warga secara luas dan berdampak terhadap lingkunganSkala tingkat bahaya kebocoran nuklir itu dicatat dalam International Nuclear Event Scale (INES)Indikator INES ditentukan oleh Agensi Energi Nuklir Internasional (IAEA)Namun, penilaian diserahkan kepada agensi nuklir setiap negara.
IAEA menyebutkan, radiasi pada akhir pekan lalu di luar zona bahaya yang ditetapkan pemerintah, yaitu radius 32?64 kilometer, mencapai 0,4?3,7 microsievertPada tingkat paparan radiasi tersebut, masyarakat akan memperoleh akumulasi radiasi 20 milisievert per tahun atau hampir 10 kali radiasi normal yang diterima manusia sepanjang tahun.
"Pengumuman ini telah menaikkan ancaman bahaya nuklir terhadap masyarakatBahkan terulangnya bencana Chernobyl di Jepang ini menjadi peringatan bagi pelaku industri nuklir global bahwa standar keamanan yang ada sekarang belum cukup," tegas Profesor Tetsuo Iaguchi dari Departemen Rekayasa Quantum Nagoya University kepada AP
Beberapa pejabat Jepang menekankan, kebocoran itu dapat melampaui emisi Chernobyl bila krisis nuklir di Jepang berlanjut"Kenaikan tingkat bencana nuklir menekankan meluasnya bencana," ujar Ketua Sekretaris Kabinet Jepang Yuki Edano sebagaimana dikutip kantor berita Kyodo.
Pemerintah Jepang kemarin meminta maaf kepada penduduk yang tinggal di sekitar pembangkit listrik nuklir Fukushima DaiichiSelain itu, pemerintah meminta maaf kepada masyarakat dunia atas radiasi yang telah menyebar ke mana-mana tersebut"Kami memohon maaf sebesar-besarnya kepada masyarakat," ungkap Edano.
Jepang juga sedang mempersiapkan evakuasi terhadap penduduk yang tinggal di sekitar reaktorSebab, paparan radiasi dalam periode lama akan mengancam kesehatan wargaKemarin Jepang menyetujui usul untuk memperluas zona bahaya radiasi
Menurut Edano, penduduk yang tinggal di Kota Katsurao, Namie, serta Litate, bagian dari Kawamata dan bagian dari Minamisoma, akan diminta melakukan evakuasi dalam waktu sebulan iniSaat ini mereka yang tinggal dalam radius 20 kilometer harus mengungsiSementara itu, mereka yang tinggal di radius 20-30 kilometer diminta tinggal di dalam rumah.
Pemerintah akan memperluas zona bahaya ituNamun, mereka belum mengumumkan seberapa luas zona bahaya yang baru"Kami masih mempertimbangkan dampak bahan radioaktif bagi kesehatan manusia," bebernya
Edano mengakui, kandungan bahan radioaktif telah ditemukan di sejumlah area tersebut dengan melihat kondisi cuaca dan geografisnyaNamun, penduduk tidak perlu terburu-buru mengungsiMereka bisa mulai berpindah ke wilayah lain dalam waktu sebulan.
Meski level 7 itu sama dengan bencana Chernobyl, lanjut dia, dampak langsungnya terhadap kesehatan berbedaSejauh ini bencana nuklir di Jepang tidak menimbulkan efek langsung terhadap kesehatan manusiaMeski begitu, Edano berjanji memprioritaskan langkah-langkah pencegahan pada produk makanan agar tetap aman dari bahaya radiasi"Semua makanan yang dijual di pasar aman," tegasnya.
Direktur Badan Energi Atom Internasional (IAEA) Yukiya Amano menyebutkan, perjuangan menghentikan krisis nuklir di Jepang akan berlangsung lama"Ini tidak seperti yang diperkirakan orangKami sangat prihatin atas situasi di pembangkit listrik Fukushima Daiichi," katanya setelah mengikuti pertemuan dengan Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon di Nairobi, Kenya.
Di tempat terpisah, Perdana Menteri Jepang Naoto Kan kemarin merespons keprihatinan Tiongkok dan Korea Selatan setelah dua negara itu menemukan pencemaran zat radioaktif di Samudera Pasifik"Kami akan menjelaskan secara gamblang," tegas Naoto sebagaimana dilansir Reuters.
Dia berjanji segera menyetop upaya pemompaan air yang terpapar zat radioaktif ke lautHanya, selama sistem pendingin reaktor masih belum berfungsi normal, tampaknya, Jepang sulit menghentikan aliran air dari bak-bak penampung air pendingin reaktor itu.
Tokyo Electric Power Company (Tepco), operator PLTN Fukushima Daiichi, menegaskan bahwa mereka terus menyuntikkan nitrogen ke dalam reaktor guna mencegah ledakan hidrogen yang bisa menyemburkan material radioaktif dalam skala tinggi ke udara"Dari lubuk hati saya yang paling dalam, saya meminta maaf," ujar Wakil Presiden Tepco Sakae Muto.
Mereka juga menyiapkan sejumlah langkah untuk menghentikan kebocoran radioaktif ke Samudera PasifikLangkah tersebut diambil setelah air yang tercemar dari lubang itu terus mengalir bebas ke Samudera Pasifik"Upaya penutupan kebocoran tersebut dengan beton gagal akhir pekan lalu," bebernya
Tepco mengungkapkan, tingkat yodium radioaktif pada air bocoran itu lebih tinggi 10.000 kali dari yang diizinkanBadan Keamanan dan Industri Nuklir Jepang menuturkan, berbagai upaya untuk memperbaiki sistem pendingin reaktor yang rusak karena meledak dan terbakar belum memperlihatkan tanda-tanda kemajuan"Belum ada opsi yang konkret dan jelas," kata Deputi Dirjen Badan Keamanan dan Industri Nuklir Jepang Hidehiko Nishiyama.
Sejumlah radiasi nuklir dari reaktor Fukushima telah terdeteksi di FilipinaNamun, Pemerintah Filipina menekankan bahwa jejak radiasi tersebut tidak membahayakan manusia"Kami mendeteksi isotop-isotopTapi, kami meminta masyarakat tidak panik," tutur Tina Cerbolis, juru bicara Lembaga Riset Nuklir Filipina, kepada AFP"Ini jumlah yang sangat kecil di udara," tambahnya(c5/iro)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Medvedev Setia Mobil Klasik, Rekening Ibu Negara Kosong
Redaktur : Tim Redaksi