TOKYO - Krisis listrik pascagempa bumi dan tsunami serta krisis nuklir sejak Maret lalu justru memicu masalah baru di JepangSejak Juni lalu, semakin banyak warga Jepang yang kepanasan akibat tak beroperasinya penyejuk ruangan di rumah mereka
BACA JUGA: PM Tunjuk Hakim Skandal Sadap Telepon
Dalam sebulan terakhir, jumlah warga yang kepanasan mencapai lebih dari 13.000 orang"Dari 13.000 ribu orang yang dilarikan ke rumah sakit karena kepanasan, 26 di antaranya meninggal dunia," ujar jubir Badan Penanggulangan Bencana dan Kebakaran Jepang kemarin (14/7)
BACA JUGA: Israel Hajar Gaza, Satu Luka
Jumlah tersebut, tutur dia, tiga kali lipat lebih banyak dibandingkan korban pada tahun laluBACA JUGA: Pro-Assad Serbu dan Serang Kedubes AS-Prancis
Setiap tahun selalu ada warga Jepang yang masuk rumah sakit karena kepanasan selama periode Juni-JuliMaklum, pada pertengahan tahun, suhu udara di Jepang mencapai puncaknya
Krisis nuklir pada PLTN Fukushima Daiichi, sekitar 250 km timur laut Tokyo, memaksa pemerintahan Perdana Menteri (PM) Naoto Kan memberlakukan penghematan listrik nasionalBanyak rumah tak dapat mengoperasikan penyejuk udara untuk melawan suhu panas.
Rumah tangga yang bisa menyalakan penyejuk udara pun diimbau untuk menyetel temperaturnya tak kurang dari 28 derajat CelciusUntuk mencegah dehidrasi, setiap warga diimbau banyak minum air putihNamun, banyak warga lanjut usia tidak bisa menoleransi suhu yang terlalu panasAkibatnya, mereka yang berusia di atas 65 tahun terpaksa dilarikan ke rumah sakit
"Tahun ini, temperatur udara di kawasan timur dan barat Jepang berada pada rekor tertinggiBerdasar catatan kami, ini merupakan temperatur tertinggi sejak 1961," ujar jubir yang tidak disebutkan namanya tersebutKarena itulah, pemerintah Jepang pun mengimbau warga, khususnya yang berusia lanjut, agar tidak terlalu banyak beraktivitas di luar
Saat ini, hanya 19 dari 54 reaktor nuklir Jepang yang masih berfungsi secara normalSebagian besar di antaranya terpaksa ditutup setelah PLTN Fukushima yang dikelola Tokyo Electric Power Co(TEPCO) rusak akibat tsunamiSelama ini kebutuhan listrik Jepang amat bergantung pada nuklir
Tetapi, negara itu terpaksa melakukan penghematanImbauan hemat listrik tidak hanya berlaku untuk rumah tangga, tapi juga perkantoran dan pertokoan(AFP/hep/dwi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Nurul Izzah: Kami Tak Ingin seperti Mesir
Redaktur : Tim Redaksi