Krisis Listrik Makin Panjaaaaanggg

Kamis, 02 Februari 2017 – 02:04 WIB
Ilustrasi. Foto: JPNN

jpnn.com - jpnn.com - Krisis listrik akhirnya disikapi Komisi II DPRD Tarakan dengan meninjau kondisi pembangkit di PT PLN ULK Tarakan, Selasa (31/1).

Mereka meminta keterangan dari manajemen PLN.

BACA JUGA: Kasihan, Warga Ratusan Desa Belum Nikmati Listrik

Berdasarkan keterangan yang diperoleh para wakil rakyat dari manajemen PLN, kemampuan daya listrik Tarakan masih jauh untuk mencukupi beban puncak.

Sebelumnya, Manajer PT PLN ULK Tarakan Totok Suharto juga mengakui daya mampu PLN cukup untuk memenuhi beban puncak.

BACA JUGA: Ekonomi Lesu, Target Megaproyek 35 Ribu Mw Meleset

Menurut Ketua Komisi II DPRD Tarakan Adnan Hasan Galoeng, terjadinya pemadaman dengan waktu yang sudah tidak beraturan disebabkan berkurangnya pasokan gas dari Pertamina Bunyu.

Kondisi itu diperparah dengan rusaknya dua unit mesin pembangkit PT Idec.

BACA JUGA: Tarif Listrik EBT Beda Tiap Daerah

Dengan persoalan tersebut, daya listrik yang mampu disuplai PLN ULK Tarakan untuk masyarakat hanya 18,8 megawatt.

Sementara beban puncak mencapai 39 megawatt.

“Berarti, kita krisis lebih jauh lagi. Dalam kondisi Idec keluar dari sistem hanya 18,8 megawatt. Berarti berkurang hampir 21 megawatt. Makanya di siang hari tetap terjadi pemadaman,” ungkapnya.     

Kendati demikian, pihaknya tetap mendesak PT PLN ULK Tarakan segera mengantisipasi persoalan agar tidak semakin meresahkan warga.

Menurut Adnan, PLN sebenarnya sudah punya solusi jangka pendek dengan memberdayakan mesin berbahan bakar solar kapasitas 18 megawatt.

Namun, yang menjadi persoalan butuh waktu cukup lama karena mesin-mesin tersebut sedang dalam proses didatangkan ke Tarakan.

Bahkan, dari keterangan manajemen PLN yang didengarnya, butuh waktu paling lambat empat bulan agar mesin-mesin tersebut beroperasi.

“Sepuluh megawatt itu didatangkan dari bantuan pusat. Menurut mereka mesin baru, delapan megawatt geseran dari Nunukan. Cuma waktu untuk mendatangkan mesin tersebut memakan waktu cukup lama, yakni dua, tiga atau empat bulan. Ini kan sesuatu yang cukup panjang,” ujarnya.  (mrs/fen) 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Solar Mahal, PLN Mestinya Beralih ke Gas dan Panas Bumi


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
listrik  

Terpopuler