Krisis Venezuela: Guaido Panen Dukungan, Maduro Pamer Pasukan

Selasa, 29 Januari 2019 – 09:57 WIB
Krisis Venezuela: Nicolas Maduro (kanan) dan Juan Guaido terus bermanuver memprebutkan kursi orang nomor 1 di negeri yang pernah kaya minyak itu. Foto: BBC

jpnn.com, KARAKAS - Dukungan untuk Juan Guaido terus mengalir. Kemarin, Senin (28/1), giliran Australia yang mengakui politikus Partai Voluntad Popular itu sebagai presiden sementara Venezuela. Sebelumnya, Israel lebih dulu mengakui rival politik Presiden Nicolas Maduro itu sebagai pemimpin interim. Sejauh ini, Guaido sudah mendapatkan dukungan dari 20 negara.

"Kami mendesak semua pihak bekerja secara konstruktif demi solusi damai," ujar Menteri Luar Negeri Australia Marise Payne seperti dikutip Reuters.

BACA JUGA: Krisis Venezuela: Militer Mulai Berpaling dari Maduro

BACA JUGA: Krisis Venezuela: Militer Mulai Berpaling dari Maduro

Meski negara tetangganya mendukung Guaido, Selandia Baru tidak lantas ikut-ikutan. Negara yang dipimpin Perdana Menteri (PM) Jacinda Ardern itu bersikap seperti Uni Eropa (UE).

BACA JUGA: Trump Minta Israel Ikut Campur Konflik di Venezuela

Menteri Luar Negeri Selandia Baru Winston Peters menegaskan, negaranya tidak akan mengakui salah satu pihak sebagai pemimpin Venezuela. "Venezuela harus menentukan masa depannya lewat pemilu yang jujur dan adil," tegasnya.

Sementara itu, Guaido dan Maduro berusaha keras merebut hati militer. Bersama Menteri Pertahanan Vladimir Padrino, Maduro meninjau latihan militer di Fort of Paramacay, Valencia, Carabobo, Minggu (27/1).

BACA JUGA: Guaido - Maduro Rebutan Kekuasaan, Rakyat Venezuela Jadi Korban

Dia ingin menunjukkan kepada dunia bahwa militer masih mendukungnya. Momen itu juga dimanfaatkan untuk pamer kekuatan tempur Venezuela. Maduro menginspeksi senjata dan kendaraan perang buatan Rusia yang mereka miliki. Mulai tank hingga peluru antipesawat.

"Venezuela menginginkan perdamaian. Demi mewujudkan perdamaian, kami harus selalu siap siaga," ujar Maduro. Dia menambahkan bahwa tidak ada seorang pun yang bakal menghormati pengkhianat, orang lemah, dan pengecut. Sindiran itu dia alamatkan kepada Guaido.

BACA JUGA: Guaido - Maduro Rebutan Kekuasaan, Rakyat Venezuela Jadi Korban

Rencananya latihan militer yang lebih besar digelar pada 10-15 Februari. Maduro menyebutnya sebagai latihan paling penting dalam sejarah Venezuela. Kampanye online dengan slogan Selalu Setia, Tak Pernah Berkhianat juga terus digaungkan.

Dalam kesempatan itu, Maduro juga menanggapi gerakan untuk mengajak para serdadu Venezuela berkhianat. Menurut dia, setiap hari ada ribuan pesan yang dikirimkan ke prajurit-prajurit Venezuela lewat WhatsApp. Isinya seruan berkhianat terhadap Maduro. Kabarnya, pesan-pesan itu disebarluaskan dari Kolombia.

Di lain pihak, Guaido menawarkan amnesti untuk merangkul militer. Melalui pamflet yang disebar para pendukungnya, tokoh 35 tahun itu meminta dukungan militer. Dia juga mendesak angkatan bersenjata tak berlebihan menghadapi warga sipil yang turun ke jalan dan menggelar aksi anti pemerintah.

"Saya memerintah kalian tidak menembak, tidak menindas rakyat," ujar Guaido. Dia juga menyerukan aksi massa selama dua jam pada Rabu besok (30/1). Aksi itu bakal disambung dengan unjuk rasa pada Minggu (3/2).

Ketidakpastian politik dan krisis ekonomi gila-gilaan memaksa penduduk Venezuela lari dari negaranya. Badan Pengungsi PBB (UNHCR) melaporkan, per hari ada sekitar 5 ribu orang yang meninggalkan Venezuela. (sha/c7/hep)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Negara-Negara Besar Ikut Campur Urusan Venezuela, Bagaimana Sikap Indonesia?


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler