jpnn.com, SURABAYA - Ada banyak cara untuk menyampaikan kritik terhadap maraknya kasus korupsi yang terjadi di negeri ini.
Terlebih lagi, para pelaku justru merupakan pejabat yang seharusnya menjadi figure dan panutan masyarakat.
BACA JUGA: Banjir, Ratusan Rumah Terendam di Medan, Warga Mengungsi
Para pelaku seni, dari Komunitas Teater Jati Suara Indonesia Surabaya, menyampaikan kritiknya dengan memasang anyaman bambo pada wajah. Rai Gedek, yang berkonotasi tidak tahu malu alias muka tembok.
Tema ini diangkat untuk mengingatkan kembali kepada masyarakat tentang budaya malu.
BACA JUGA: Honorer K2 Banten Bergerak Selasa, Kerahkan 10 Ribu Massa
“Lihat koruptor-koruptor di DPRD Malang kapan hari itu. Mereka itu sudah tau salah tetapi malah ketawa-ketawa,” kata Koordinator Jati Suara Indonesia Surabaya Heri.
Heri menilai, titik malu para koruptor tersebut sangatlah rendah. “Saya tidak habis pikir mereka (koruptor) kok masih bisa tertawa. Apa sudah tidak punya malu atau bagaimana mereka itu,” tuturnya.
BACA JUGA: Tatapan tak Biasa ke Anak Tiri Berujung Cinta Terlarang
Heri berharap, seninya dapat sebagai pengingat terhadap masyarakat dalam setiap pengambilan keputusan hendaknya dipikirkan secara matang, agar tidak menimbulkan masalah di kemudian hari.
“Harus berhati-hati dalam berbuat. Terlebih jika tindakan kita dapat menyengsarakan orang banyak,” ujarnya.
Penampilan tersebut menyedot banyak masyarakat, salah satunya Fatimah. Dirinya yang datang dengan keluarga, mengaku sangat tertarik.
“Anak saya dari jauh tadi sudah minta foto (dengan actor Rai Gedek). Dia yang akhirnya membawa saya ke sini,” tuturnya. (tra/nug)
BACA ARTIKEL LAINNYA... BI: Pariwisata Perkuat Banyuwangi jadi Sentra Ekonomi Baru
Redaktur : Tim Redaksi