Kritik Tanpa Data dan Fakta Menghancurkan Karakter Seseorang, Berbahaya!

Rabu, 17 Februari 2021 – 19:16 WIB
Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah BPIP Romo Benny. Foto: Dokpri

jpnn.com, JAKARTA - Staf Khusus Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Antonius Benny Susetyo menanggapi dinamika dan ruang demokrasi yang terjadi saat ini.

Menurutnya, saat ini di dalam ruang demokrasi tumbuh subur kritik yang tidak berdasarkan fakta dan data yang akhirnya hanya menghancurkan karakter manusia.

BACA JUGA: JK: Baru Bertanya Saja Sudah Diserang Buzzer, Bagaimana Mau Mengkritik Presiden?

“Persoalan kita di ruang demokrasi apakah bebas sebabasnya dengan membuat argumentasi tdk berdasarkan fakta dan data, menyinggung SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), dan bahkan di luar batas yaitu menghancurkan karakter seseorang,” ujar Romo Benny, Rabu (17/02/2021).

Lebih lanjut, Romo menjelaskan kritik merupakan bumbu demokrasi dan semua orang butuh kritikan karena akan membangun sebuah kesadaran etis. Akan tetapi, sekarang ini banyak kritik yang menghancurkan ruang demokrasi.

BACA JUGA: Jokowi Minta Masyarakat Aktif mengkritik, Haris Azhar: Pernyataan Mengawang-awang

“Kritik demokrasi sekarang itu kerap kali lebih kepada menghancurkan karakter seseorang dan tidak berdasarkan data dan fakta tetapi lebih kepada kebencian dan sentimen ini yang merusak ruang demokrasi,” jelasnya.

Dalam ruang demokrasi ada dialektika yang dimana masing-masing memberi argumentasi data dan fakta berbeda.

BACA JUGA: Kasus Orient Mengungkap Fakta Soal Syarat Paslon Kada Tidak Linear dengan UUD 1945

Benny menambahkan yang tidak wajar adalah menghancurkan karakter seseorang. Jika kritik tanpa membunuh karakter maka tidak akan ada yang terkena hukuman karena melanggar UU ITE. Dalam demokrasi dibutukan pula proses dialektika.

“Proses dialektika dalam demokrasi harus ada untuk menemukan titik temu. Yang terjadi sekarang membawa orang ketidaksadaran tanpa data dan fakta yang akhirnya berujung pembulian dan termasuk dalam perlanggaran UU ITE. Menyampaikan kritik tidak akan ditahan karena bangsa ini butuh orang kritis dalam pengertian yang bukan menyalahkan saja tapi memberi solusi,” imbuh Benny.

Dunia demokrasi ini mengalami kegagapan dalam artian masyarakat hanya mengungkapkan umpatan tanpa solusi bagi bangsa ini. Kritik juga tidak boleh murusak martabat kemanusiaan.

“Kritik itu pedas tapi berdasarkan fakta data dan kenyataan. Tetapi jika memanipulasi keadaan itu bukan kritik. Fakta, data, dan kenyataan harus seimbang harus bisa dikatakan kritik. Terpenting tidak boleh kritik merusak martabat kemanusiaan,” kata Benny.

Ke depannya, Benny menjelaskan bahwa ruang demokrasi harus dibangun dengan kesadaran etis, kesadaran berargumentasi, dan kesadaran untuk membangun wacana itulah ruang demokrasi yang sesungguhnya.

“Ruang demokrasi yang sehat perlu nalar yang sehat.  Kritik harus meluruskan sesuatu yang salah. Gagasan harus dilawan dengan gagasan,” ujar Benny.

Benny berharap bahwa ruang demokrasi membutuhkan ruang publik yang sehat dan terbebas dari isu SARA dan penghinaan pribadi.

"Ruang demokrasi membutuhkan ruang publik yang sehat dari unsur kebencian, menghina pribadi, unsur SARA serta rekayasa kebohongan,” kata Romo Benny.(fri/jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler