Kritis, Dua Pendaki Ciremai Dievakuasi

Minggu, 14 Agustus 2011 – 01:12 WIB

CIREBON – Juarni (22), mahasiswa pecinta alam (Mapala) Pataga Untag 45 Samarinda, Kalimantan, tergeletak lemas di RSUD Gunung Jati, Sabtu (13/8)Selain Juarni, pendaki lainnya yakni Peni dari Himapa Bandung, jatuh pingsan

BACA JUGA: Usai Tarawih, Musala Terbakar

Keduanya dievakuasi dari kawasan puncak pendakian, karena kritis terkena Hipotermia. 
 
Keduanya bersama lima teman lainnya berencana mendaki puncak Gunung Ciremai menjelang 17 Agustus
Hanya, karena kondisi kesehatan dua pendaki tersebut, pendakian ke puncak Gunung Ciremai diurungkan

BACA JUGA: Rusak Rumah Warga, Anggota Brimob Dilapor ke Polda

Beruntung, kedua korban berhasil diselamatkan tim evakuasi dari Mapala Wilayah Cirebon bersama Pengelola Pendakian Gunung Ciremai (PPGC)
Meskipun proses evakuasi kedua korban harus dipandu dari mulai kawasan Palutungan

BACA JUGA: Kawah Sebarkan Gas, Status Papandayan Ditingkatkan



Menurut Arif, anggota Mapala Gunati Unswagati Cirebon, tim pendakian Gunung Ciremai berjumlah 7 orang, 2 anggota Mahapeka IAIN SNJ Cirebon, 1 anggota Pataga Cirebon, 2 anggota Pataga Samarinda, 1 anggota Mahameru, dan 1 anggota Himapa Bandung.    
Sebelum mencapai puncak, tim pendaki mengabarkan kepada Mapala yang berada di Cirebon dan Kuningan, Jumat malam (12/8), sekitar pukul 21.00”Saat itu juga kami langsung meluncur ke lokasi sekitar pukul 02.00 dini hari,” kata pria yang juga menjadi salah satu tim evakuasi korban, kepada Radar Cirebon (JPNN Group)

Arif menuturkan, proses evakuasi dilakukan dengan sistem estapet“Untuk menghemat tenaga tim evakuatorKarena harus melewati empat pos dari lokasi kejadian, dalam proses evakuasi,” ujarnya
Hari Sabtu (13/8) sekitar pukul 11.30, kata Arif, korban baru bisa dievakuasi di Palutungan dan kemudian dilarikan ke RSUD gunung Jati Cirebon

Terkait dengan jatuhnya korban, Otang, anggota Mapala Gunati berharap, kepada Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC), untuk lebih meningkatkan safety procedure untuk semua pendaki“TNGC juga mestinya membuat TIM SAR pendakianKarena selama ini belum ada penanganan sistematis dari TNGC ketika ada korban,” katanya

Juarni, saat ditemui Radar di ruang perawatan, Kembang Sepatu, kamar 3 RSUD Gunung Jati mengaku masih merasakan mual-mualSaat kejadian, dirinya mengalami penurunan daya tubuh“Sebenarnya, dari bawah tidak ada masalah, tapi saat mendekati puncak suhu udara semakin dingin, saya tidak kuat,” ucapnya(hsn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemkab Morotai Usul Bandara Bekas Sekutu Diaktifkan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler