jpnn.com, BANDUNG - Sebuah pipa air berukuran 900 milimeter milik Perumda PDAM Tirtawening di Jalan Cibangkong Lor RT 01 RW 05, Kelurahan Maleer, Kecamatan Batununggal, Kota Bandung, pecah pada Rabu (5/6) malam.
Akibat kejadian tersebut, dua rumah milik warga hancur dan 77 KK terdampak air yang meluap dari kebocoran pipa air.
BACA JUGA: Jadi Tersangka Korupsi Pasar Cigasong Majalengka, Pj Bandung Barat Arsan Latif Tetap Masuk Kerja
Kepala Bidang (Kabid) Penanggulangan Bencana Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (Diskar PB) Kota Bandung Dian Rudianto mengatakan, rumah warga yang hancur itu milik Bambang dan pipa air tertanam di bawah tanah kediamannya.
Sebelum kejadian, warga setempat sempat mendengar suara ledakan dan diikuti luapan air yang begitu deras.
BACA JUGA: MK Perintahkan Pemilihan Ulang di Dapil Jawa Barat Ini, Apa Alasannya
“Terdengar suara ledakan, terlihat ke luar dengan deras dari bawah tanah, pemilik rumah dibantu warga mengevakuasi penghuni rumah. Rumah Pak Bambang dan tetangganya ambruk,” kata Dian, Kamis (6/6/2024).
Selain dua rumah ambruk, 77 KK di Kelurahan Cibangkong dan Maleer juga terdampak pipa air yang jebol.
BACA JUGA: Polda Jabar Periksa Ayah dan Kakak Kandung Mendiang Vina Cirebon
Genangan air dan lumpur langsung mengendap masuk ke dalam rumah warga.
Hingga pagi tadi, warga bergotong-royong membersihkan air dan lumpur tersebut.
“Yang rusak berat ada dua rumah 10 KK, sementara yang terdampak akibat air meluap ada 77 KK di RT 02 RW 05 Kelurahan Cibangkong dan Maleer. Kemudian, ada kejadian kirmir ambruk di anak kali Cikapundung, sepanjang kurang lebih 50 meter dengan kedalaman 5 meter,” jelas Dian.
Sementara itu, Direktur Perumda PDAM Sonny Salimi menjelaskan, setelah kejadian pipa pecah, pihaknya bergegas melakukan pembersihan untuk mengetahui kerusakan yang terjadi.
Pembersihan lumpur di area pipa dilakukan untuk mengetahui penyebab pecahnya pipa air tersebut.
“Sekarang dilakukan pembersihan untuk memastikan luas atau panjang pipa yang harus kami ganti karena kalau semakin panjang retakannya, beberapa rumah harus kami bongkar. Tapi mudah-mudahan pipanya tidak terlalu panjang, sehingga kami tidak usah membongkar bangunan di kanan dan kiri,” ucap Sonny di lokasi.
Sonny menambahkan, proses perbaikan pipa pecah ini memakan waktu maksimal tiga hari, dengan syarat alat berat bisa masuk ke area permukiman.
“Jadi secara teknis tiga hari sudah bisa dilakukan penyambungan pipa. Air sudah bisa dialirkan, namun secara operasional bisa sampai seminggu atau 10 hari, normal lagi aliran air ke Kota Bandung,” tutupnya. (mcr27/jpnn)
Redaktur : Dedi Yondra
Reporter : Nur Fidhiah Sabrina