Tak Kuat Hadapi Tekanan Yunani

Selasa, 04 Mei 2010 – 10:56 WIB
JAKARTA - Indeks harga saham gabungan (IHSG) tidak berdaya menghadapi gelombang tekanan jualDerasnya aksi jual terjadi berkat efek negative bursa global

BACA JUGA: BI Setujui Apex untuk BPR

Pelaku pasar tampaknya mulai dihinggapi rasa was-was seiring perkembangan utang Yunani.

Sentimen buruk itu akan kembali memaksa indeks bergerak di wilayah negatif
Koreksi yang diprediksi bersipat terbatas itu tidak terhindarkan

BACA JUGA: ICB Bumiputera Bidik Nasabah Masa Depan

Pengaruh tekanan global terlalu kuat sehingga konfidensi pelaku pasar sedikit terpengaruh
Sebagai langkah penyelamatan mereka mengambil langkah berhati-hati

BACA JUGA: Donggi Sonoro Terancam Ditinggal Pembeli

”Koreksi sepertinya masih akan berlanjutTetapi, sifatnya hanya dalam jangka pendek dengan skala terbatas,” ungkap Gina Novrina Nasution, Analis Riset Reliance Sekuritas, ketika dihubungi di Jakarta.

Meski begitu, perkiraan itu mesti harus menunggu perkembangan indeks Dow JonesDari data yang ada, Amerika Serikat (AS) belum merilis laporan negatifBahkan, ada sentiment positif dari munculnya laporan personal income yang melebihi ekspektasi”Tapi, laporan ini apakah mendapat sambutan positif atau tidak saya belum bisa memastikan,” imbuh Gina

Sementara sentiment positif dalam negeri masih tetap adaLaporan keuangan emiten kuartal pertama 2010, diyakini masih bisa menyanggah terpuruknya indeks akibat tekanan bursa globalAnalis memercaya, kalau pun koreksi yang terjadi kemarin bersipat wajarItu menyusul saham-saham unggulan sudah mengalami lonjakan yang relative tinggiTermasuk capaian yang ditorehkan indeks pada akhir pekan lalu tergolong signifikan”Jadi wajar kalau aksi profit taking menyambangi indeks pada perdagangan kemarin hingga koreksi tak terbantahkan,” ucapnya.
 
Karenanya, koreksi lanjutan diprediksi masih membayangi indeksInflasi yang tidak sesuai ekspektasi pelaku pasar juga memengaruhi psikologi investorSebab, sebelum diumumkan, posisinya dalam keadaan deflasi”Ini juga sentiment negatifnya,” imbuhnya.

Berkaca dari data itu, indeks hari ini akan beredar pada 2930 untuk support dan 2984 untuk resistenceSejumlah saham yang menyimpan potensi untuk dikoleksi antara lain PT Telekomunikasi Indonesia (TLKM), PT Astra Agro Lestari (AALI), PT London Sumatera Plantations (LSIP), PT Bank Mandiri (BMRI) dan, PT Bank Central Asia (BBCA)

Pada perdagangan Senin (30/5), Indeks ditutup turun 10,357 poin (0,34 persen) ke level 2.960,895Indeks LQ 45 juga 0,833 poin (0,14 persen) ke level 572,532Perdagangan berjalan moderat dengan frekuensi transaksi di seluruh pasar mencapai 103.145 kali pada volume 4,704 miliar lembar saham senilai Rp 4,231 triliunSebanyak 74 saham naik, 150 saham turun dan 81 saham stagnan.

Bursa-bursa regional Asia seluruhnya mengalami koreksi berkisar di angka 0,5 persen hingga 1 persenBursa China, Jepang, Thailand dan Filipina liburIndeks Hang Seng anjlok 297,23 poin (1,41 persen) ke level 20.811,36Indeks Straits Times turun 28,73 poin (0,97 persen) ke level 2.945,88Indeks KOSPI turun 20,35 poin (1,17 persen) ke level 1.721,21Indeks Taiwan turun 52,08 poin (0,65 persen) ke level 7.952,17.

Saham-saham yang naik harganya di top gainer antara lain Unilever (UNVR) naik Rp 600 ke Rp 14.450, Indocement 9INTP) naik Rp 550 ke Rp 16.350, Petrosea (PTRO) naik Rp 500 ke Rp 9.500, Telkom (TLKM) naik Rp 150 ke Rp 8.000, First Media (KBLV) naik Rp 150 ke Rp 750.
Sedangkan saham-saham yang turun harganya di top loser antara lain Astra International (ASII) turun Rp 750 ke Rp 46.400, Astra Otoarts 9AUTO) turun Rp 600 ke Rp 13.850, Astra Agro (AALI) turun Rp 400 ke Rp 21.800, Indo Tambang (ITMG) turun Rp 250 ke Rp 38.800, United Tractors (UNTR) turun Rp 200 ke Rp 19.300(far)

BACA ARTIKEL LAINNYA... KPPU Putuskan Kartel Fuel Surcharge


Redaktur : Auri Jaya

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler