KSAL Yudo Gunakan Replika Kendaraan Soekarno di HUT Penerbal

Minggu, 19 Juni 2022 – 08:38 WIB
KSAL Laksamana TNI Yudo Margono menggunakan kendaraan jenis jeep Land Rover saat menjadi inspektur upacara HUT-66 Penerbal di Juanda, Surabaya, Jumat (17/6). Mobil tersebut mirip kendaraan yang digunakan Presiden Pertama RI Soekarno saat Pangkalan Udara Angkatan Laut (Lanudal) pada 12 Agustus 1964. Foto: Dispenal

jpnn.com, SURABAYA - Peringatan HUT ke-66 Penerbangan TNI Angkatan Laut (Penerbal) 2022 disuguhi suatu pemandangan yang berbeda.

Pasalnya, Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono saat menjadi inspektur upacara di Juanda, Surabaya, Jumat (17/6), menggunakan replika kendaraan Presiden Pertama RI Soekarno.

BACA JUGA: Baharuddin Hilang Tenggelam, TNI AL Bergerak Melakukan Pencarian

Saat itu, Presiden Soekarno ketika meresmikan Pangkalan Udara Angkatan Laut (Lanudal) pada 12 Agustus 1964 lalu menggunakan kendaraan jenis jeep Land Rover melintas di depan pasukan upacara.

Seperti sebuah sejarah yang terulang 58 tahun lalu, momen tersebut terekam dengan jelas saat KSAL Yudo menggunakan kendaraan dengan jenis yang sama seperti Soekarno saat melintas di depan pasukan upacara di Juanda, Surabaya, Jumat (17/6/2022).

BACA JUGA: KSAL Yudo Beberkan Syarat Jadi Prajurit Profesional, Simak

Replika kendaraan Soekarno ini sengaja digunakan KSAL Yudo.

BACA JUGA: KSAL Yudo Letakkan Batu Pertama Pembangunan Rumah untuk Warga Pesisir

Sebab, selain sebagai kolektor kendaraan jeep klasik, Laksamana Yudo juga sangat mengagumi sosok Proklamator Indonesia tersebut.

Ketegasan Soekarno dalam mengusir penjajah dari negara Indonesia, sejalan dengan ketegasan KSAL dalam menjaga keutuhan wilayah laut Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Yudo membakar semangat prajuritnya, sama dengan Soekarno saat itu menyemangati Prajurit Jalasena agar tidak pernah gentar dan ragu menghadapi musuh-musuh yang berusaha mengganggu tegaknya kedaulatan dan keutuhan NKRI.

“Musuh-musuh kita akan selalu berusaha mengganggu, mengerdilkan, memfitnah, dan menyudutkan kita,” ucap alumnus Akademi Angkatan Laut (AAL) 1988 itu.

Yudo kembali menegaskan kepada prajurit Jalasena agar jangan pernah gentar, jangan pernah ragu, dan jangan pernah mundur.

“Tegakkan loyalitas kepada pemimpin dan negara laksana tegaknya mercusuar di tengah samudera yang tidak pernah goyah sekuat apapun gelombang menerjang,” tegas Laksamana Yudo di hadapan para peserta upacara Peringatan HUT Penerbal.

Peringatan HUT ke-66 Penerbal diawali dengan penyampaian sejarah pembentukan Penerbang TNI AL yang terinspirasi pada kekuatan pertempuran Perang Dunia ke II, bahwa pertempuran laut akan sangat efektif dan efisien dan memiliki daya penghancur yang dahsyat dengan menggunakan pesawat udara.

Kemudian untuk mewujudkan keinginan membentuk penerbangan Angkatan Laut tersebut, Badan Keamanan Rakyat (BKR) terus mengembangkan kekuatan militer Indonesia melalui organisasi Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI) sebagai komponen utama matra Iaut.

Hingga pada 12 Agustus 1964 Ir. Soekarno meresmikan Pangkalan Udara Angkatan Laut Djuanda atau disingkat Lanudal Djuanda.

Menurut Yudo, sejarah pengabdian penerbangan TNI AL mencatat bahwa Penerbangan Angkatan Laut telah menjadi elemen vital dalam Sistem Senjata Armada Terpadu (SSAT) selain KRI, Marinir dan Pangkalan.

Yudo mengatakan penerbangan Angkatan Laut adalah mata, telinga serta kepanjangan tangan KRI dan pasukan Marinir.

“Berkat kalian, KRI bisa melihat lebih luas, mendengar lebih banyak, dan menjangkau musuh lebih jauh. Kalian sangat menentukan kemenangan pertempuran dan keselamatan pasukan kawan,” ujar Yudo

“Selain bertempur, kalian juga mengemban misi mulia seperti pencarian dan pertolongan serta penanggulangan bencana alam.”

Penerbangan TNI AL juga telah mencatatkan sejarah dan eksistensinya dengan turut serta pada Operasi Militer Perang (OMP) maupun Operasi Militer Selain Perang (OMSP) yang dilaksanakan oleh Pemerintah Republik Indonesia dari awal kemerdekaan hingga saat ini.

Adapun sejumlah operasi antara lain Operasi Trikora (pembebasan Irian Barat), Operasi Dwikora (konfrontasi dengan Malaysia), Operasi Seroja (Timor Timur), Operasi Perdamaian Dunia yang tergabung dalam Maritime Task Force (MTF), Operasi Pembebasan (Somalia dan Filipina), Operasi Kemanusiaan dan Operasi SAR maupun operasi-operasi lainnya.

Saat ini, penerbangan TNI AL juga berperan serta mendukung pemerintah pusat dan daerah dalam upaya pencegahan meluasnya pandemi Covid-19.

Upacara Peringatan HUT ke-66 Penerbal ditandai dengan penganugerahan tanda jasa Bintang Jalasena, Satya Lencana (SL) 24 tahun, Satya Lencana 16 tahun, dan Satya Lencana 8 tahun.

Peringatan tersebut dimeriahkan dengan demonstrasi Genderang Suling Gita Jala Taruna AAL, defile pasukan, heli dances, fly pass pesawat udara TNI AL serta brass band.(fri/jpnn)


Redaktur & Reporter : Friederich Batari

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler