jpnn.com, JAKARTA - Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono meminta jajarannya untuk lebih meningkatkan operasi di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) terutama wilayah kelautan.
KSAL Yudo menyampaikan hal tersebut kepada para Komandan Satuan jajaran TNI AL serta para Komandan KRI melalui video conference (vicon) di Wisma Elang Laut (WEL) Jakarta, belum lama ini.
BACA JUGA: Gelar Aksi Damai, UPK NKRI Minta Pemerintah Lakukan Ini
Laksamana Yudo menilai sangat penting melaksanakan peningkatan operasi di wilayah laut NKRI karena rentan terhadap pelanggaran hukum.
Oleh karena itu, Yudo meminta para komandan harus menguasai dan memahami area operasi masing-masing.
BACA JUGA: Nono Sampono Soroti Minimnya Kemampuan Pemerintah Garap Potensi Kelautan
“Kuasai wilayah kerja serta pahami area operasi sesuai dengan tanggung jawabnya untuk mengawasi daerah yang rentan atau vital sehingga para pimpinan dan komandan satuan mengetahui daerah yang sering menjadi penyelundupan,” ujar Yudo.
Alumnus Akademi Angkatan Laut (AAL) 1988 itu juga mengingatkan para Danlanal, Danyon serta Komandan KRI harus mengasah kemampuan naluri tempur.
BACA JUGA: KSAL Yudo Panen Raya Udang Vaname Hasil Program INAP
Yudo secara khusus meminta para Komandan KRI untuk meningkatkan naluri operasi serta naluri patroli ketika menghadapi sesuatu hal yang mencurigakan sehingga cepat mengambil keputusan.
"Jangan ragu dan takut mengambil keputusan jika terjadi pelanggaran di laut maupun satuannya," tegas Laksamana Yudo.
Menurut dia, para pimpinan harus memahami hukum sehingga cepat mengambil keputusan dengan bijak tanpa harus menunggu dari pimpinan atas jika terjadi pelanggaran di sekitar wilayah kerja maupun daerah operasi.
Yudo juga mendorong jajarannya melaksanakan koordinasi kepada pihak terkait sehingga permasalahan yang ada akan cepat untuk ditangani.
Dalam pengarahan tersebut, KSAL Yudo didampingi Wakasal Laksdya TNI Ahmadi Heri Purwono juga menekankan berbagai hal termasuk memberikan solusi terhadap permasalahan-permasalahan yang dihadapi jajarannya dalam pelaksanaan tugas di lapangan.(fri/jpnn)
Redaktur & Reporter : Friederich Batari