Menurut Supriadi penghentian KSO itu bertujuan agar setiap maskapai yang hadir di Kotim bisa bersaing secara sehat dengan memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat
BACA JUGA: Dideportasi Malaysia, 95 TKI Ditampung di Nunukan
Jika hal itu sudah terwujud, KSO seperti yang dijalin pemda dengan PT Merpati Nusantara Airlines saat ini, tidak perlu lagi diperpanjang setelah kontraknya habis.”Saat ini modal pemkab (pemerintah kabupaten) yang kembali, baru sekitar Rp20 miliar dari Rp25 miliar yang ditanamkan sejak tiga tahun lalu
Supriadi mengungkapkan, sebagai salah satu anggota tim penggagas KSO, dirinya banyak menerima keluhan dari masyarakat mengenai pelayanan maskapai pelat merah tersebut
BACA JUGA: PDAM Sukabumi Terancam Krisis Air Bersih
Menurutnya, para penumpang sudah sangat sering mengeluhkan buruknya pelayanan, baik dalam hal penundaan maupun pembatalan penerbangan, hingga barang penumpang yang tidak terangkut terbang.Secara lantang, politisi Partai Golkar itu juga menuding Merpati telah berbohong kepada pemkab dengan memberikan informasi bahwa pesawat jenis Fokker 100 yang dijadikan obyek KSO sedang dalam masa perawatan atau perbaikan sehingga menyebabkan sejumlah jadwal penerbangan dari dan ke Sampit terganggu
Dengan kenyataan yang selama ini dialami penumpang, pemkab hendaknya bisa meninjau kembali perjanjian yang tertuang didalam KSO karena ada unsur yang bisa merugikan konsumen yang tidak tertampung di dalamnya
BACA JUGA: Kotim Minta Tambahan Kuota BBM
”Selain itu, seiring dengan terus meningkatnya minat masyarakat Kotim terhadap transportasi udara dan maskapai yang berminat masukpun sudah mulai ada, mungkin alangkah baiknya jika KSO Merpati ini supaya diakhiri saja dan supaya tidak timbul kesan jika pemkab pilih kasih terhadap investasi ini,” pungkas Supriadi(gus/fuz/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Longsor, 2 Penambang Tewas, 19 Hilang
Redaktur : Tim Redaksi