jpnn.com, JAKARTA - Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko mengatakan, akan membuka forum dialog antara nasabah korban gagal bayar PT Asuransi Jiwasraya (Persero) dan Kementerian BUMN untuk merumuskan solusi yang adil bagi semua pihak.
"Untuk opsi penyelesaian masalah Jiwasraya ini, silahkan langsung buat surat ke KSP, nanti akan ada langkah koordinatif dengan Kementerian BUMN, agar permasalahannya apa dan solusinya apa," kata Moeldoko dalam KSP Mendengar yang digelar virtual di Jakarta, Kamis (11/2).
BACA JUGA: 52 Persen Peserta Polis Jiwasraya Ikut Restrukturisasi, Punya Manfaat Begini
Hal tersebut disampaikan Moeldoko menjawab aspirasi dari Ana Rustiana selaku perwakilan forum nasabah korban Jiwasraya dalam program KSP Mendengar itu.
Ana menyampaikan keinginan dari para nasabah Jiwasraya untuk bertemu dengan Presiden Joko Widodo guna mendapatkan solusi dari masalah gagal bayar produk asuransi dan investasi yang dimiliki Jiwasraya.
BACA JUGA: Jiwasraya Percepat Tahapan Program Restrukturisasi
Moeldoko mengatakan, permasalahan Jiwasraya, sebaiknya dibicarakan terlebih dahulu dengan Kementerian BUMN, selaku pemegang saham pengendali perusahaan asuransi itu.
"Paling efektif ketemu Kementerian BUMN. Kalau diperlukan nanti akan kami terima di KSP, selanjutnya kita undang dari Kementerian BUMN. Baru kita diskusikan keluhannya di mana atau keluhan nasabah Jiwasraya ada di mana, sehingga nanti kita bisa mediasi," ujar mantan Panglima TNI itu.
BACA JUGA: Ada Dirut Jiwasraya di KPK, Sebut Angka Rp 22 miliar
Kementerian BUMN telah menyatakan komitmennya menyelesaikan masalah Jiwasraya, yang mulai gagal bayar sejak 2018. Fokus dari restrukturisasi adalah pengurangan nilai pokok dan penurunan bunga.
Usai restrukturisasi Jiwasraya, pemegang polis akan dipindahkan ke perusahaan baru, bernama Nusantara Life, yang berada di bawah holding BUMN asuransi, PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (BPUI).
Adapun Jiwasraya sudah terbelit masalah keuangan sejak lama yang diakibatkan kesalahan pembentukan harga produk, lemahnya prinsip kehati-hatian dalam berinvestasi, rekayasa harga saham, dan tekanan likuiditas dari produknya, JS Saving Plan.(antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Elvi Robia