Kualitas Cetak Soal Unas Buruk, Langsung Dihancurkan

Minggu, 10 April 2011 – 08:08 WIB

SETIAP tahun, masalah kebocoran soal Ujian Nasional (Unas) selalu menjadi isu utama yang mengotori niat pemerintah mewujudkan penyelenggaraan Unas yang bersihUntuk bersih betul, memang sulit, karena banyak celah yang bisa dimainkan oknum nakal

BACA JUGA: Sehari Sri Mulyani Pulang Kampung dan Bereuni dengan SBY

Bagaimana sebenarnya proses pencetakan soal Unas tahun ini?
--------------------------------------------------
Laporan NICHA RATNASARI, Jakarta
--------------------------------------------------
Sabtu (9/4), Mendiknas M Nuh melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke percetakan soal Unas di Percetakan Balai Pustaka, Jakarta, Sabtu (9/4)
Berdasarkan informasi yang digali JPNN, sejumlah karyawan sebenarnya sudah mencium agenda sidak Nuh

BACA JUGA: Anwar Usman, dari Guru Honorer Menjadi Hakim Konstitusi

Hanya saja, dari tindak-tanduk para petugas, tampak mereka sedikit panik.

Pada saat memasuki pintu gedung percetakan, semua rombongan Nuh diperiksa satu persatu dan harus meletakkan segala barang bawaannya dan mengganti sepatu dengan sendal jepit khusus
Petugas pemeriksa di depan pintu ruang percetakan juga tak segan-segan memeriksa sang menteri beserta beberapa staf kemdiknas lainnya.

Saking ketatnya, beberapa awak media yang ikut dalam rombongan Nuh tidak semuanya diperkenankan masuk

BACA JUGA: Kisah Lain tentang Briptu Norman Kamaru yang Mendadak Populer

Terutama untuk para fotografer dan kameramenMereka harus menuju balkon di lantai atas, dan hanya bisa mengambil gambar melalui layar CCTV dan juga jendela kaca yang tertutup rapat

Bagi beberapa reporter yang diperkenankan masuk ke ruangan percetakan pun juga harus meletakkan barang-barang bawaannya yang dimasukkan ke depan plastik yang sudah disediakanBarang-barang bawaan yang dimaksud adalah tas, memo, pulpen, kamera pocket, handphone, dan lainnya"Maaf, kami terpaksa melakukan ini karena sudah prosedurKalian diperbolehkan masuk hanya bawa badan saja," seru seorang petugas keamanan.

Sesampainya di dalam ruangan, Nuh yang mengenakan kemeja batik berwarna cokelat tua tersebut nampak serius melihat setiap sudut di dalam ruangan percetakanLalu, ia nampak terkejut ketika melihat banyaknya tumpukan soal-soal Unas yang dihancurkan oleh mesin menghancur kertas"Kenapa ini dihancurkan?" sergah Nuh.

Petugas pengawas percetakan, Aris Pandong lantas memberikan penjelasanDikatakan, tumpukan kertas soal tersebut adalah soal-soal yang salah cetak, kualitas warnanya buruk dan juga kertas soal yang berlebih"Kita ketika mencetak soal ini, kualitas warnanya harus disetel terlebih dahulu sampai kita mendapatkan hasil cetak dengan kualitas warna yang bagusNah, yang tidak bagus kita langsung hancurkan dengan mesin khusus," jelas Aris.

Nuh semakin penasaran dan ingin melihat di mana tempat penghancuran kertas tersebutLantas, Nuh dan juga beberapa staff Kemdiknas serta beberapa reporter diajak masuk ke dalam ruang penghancuran kertas tersebutDi dalam ruang penghancuran kertas itu tak berbeda seperti layaknya ruang sampah, namun bedanya jenis sampahnya hanya sampah kertas berwarna putih

Suasana ruang penghancuran kertas itu pun dikelilingi kabut debu kertas yang sangat tebalSehingga, beberapa rombongan dari kami tak tahan untuk segera keluar dari ruangan tersebut, karena membuat napas sesakYa, seharusnya kami memang menggunakan masker khususAkan tetapi pada saat itu, kami langsung masuk dan tidak menggunakan masker karena kita tidak menyangka jika di dalam ruangan sampah kertas itu begitu buruk.

Soal Unas yang dibagi ke dalam lima tipe soal tersebut, dipisahkan masing-masing empat lembarSehingga, jika semua soal tersebut digabungkan berjumlah 20 lembar soal yang dimasukkan ke dalam plastik khusus dan kemudian dimasukkan kembali ke dalam amplop cokelat  bersegel"Plastik yang gunakan adalah plastik khususPlastik ini sulit disobekSehingga, kalau ada yang berusaha untuk membongkar plastiknya pasti akan terlihat tandanya," jelas Aris.

Lalu, untuk pintu ruang penyimpanan soal yang sudah dicetak, juga nampak dikunci dengan gembok yang dibalut dengan plester atau solasiBagi siapa yang ingin masuk ke ruangan tersebut, harus tanda tangan dan mengunci serta meyolasi kembali gembok tersebutMenariknya, bahkan soal yang salah cetak dan lembar soal yang berlebih, segera dihancurkan yang kemudian masuk dalam alat peleburan.

Selepas keluar dari ruang penghancuran kertas atau naskah Unas, Nuh kembali berkeliling ruangan percetakan sembari memperhatikan beberapa karyawan yang sibuk memasukkan soal-soal Unas yang sudah jadi ke dalam plastik dan amplop bersegel"Kira-kira kapan ini semua mulai didistribusikan?," tanya Nuh kepada pengawasSalah seorang pengawas menjawab bahwa soal Unas akan sampai di rayon pada H-1 sebelum pelaksanaan Unas berlangsung"Namun, untuk wilayah di Kepulauan Seribu, kami akan mulai mengirim pada H-2 karena jaraknya yang jauh," tukasnya.

Proses pencetakan soal ujian nasional (Unas) untuk jenjang pendidikan sekolah menengah atas (SMA) dan sederajat telah selesaiUntuk saat ini sudah memasuki fase pengemasan atau packaging"Sekarang sudah selesai dan sudah memasuki fase packagingSedangkan untuk soal Unas jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) masih belum selesaiLagi pula pelaksanaannya kan seminggu setelah pelaksanaan Unas SMA," terang Nuh.

Nuh juga sempat berceletuk kepada awak media yang ada di dalam ruangan percetakan tersebut"Sekarang fasenya kan packagingMengapa saya berani mengajak kalian ke percetakan sekarang? Karena proses pencetakan soal sudah selesaiKalau dalam proses pencetakan kita berkunjung ke sini itu menjadi bagian yang harus diwaspadai," jelasnya

Mantan Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) juga menegaskan, pihaknya akan selalu mengawal di saat proses pendistribusian soal Unas dari percetakan hingga ke rayonSelain itu, dirinya juga mengimbau agar masyarakat jangnlah berpikiran negatif bahwa titik rawan kebocoran diartikan sebagai titik yang pasti terjadi kebocoran soal Unas

"Rawan itu bukan berarti pasti bocorTetapi, rawan itu memang berpotensi untuk terjadi kebocoranTapi saya selalu bilang sama kawan-kawan justru dari potensi-potensi itulah yang harus kita cermatiKan titiknya kan percetakan, distribusi, rayonSelain itu, kalau katanya ada Kepsek yang ditekan oleh Kadisdiknya, saya kira bukan jamannya," paparnya.

Sebelum mengakhiri sidak, kepada wartawan Nuh mengimbau kepada seluruh orang tua siswa atau peserta Unas untuk tidak mudah tergoda dengan adanya tawaran bocoran soal Unas

"Masyarakat khususnya orang tua harus yakin bahwa jangan sampai terjebak pada spekulasi-spekulasi yang menyatakan soal ujian itu bocorBahkan, saya juga  menerima sms yang berbunyi "Pak ini ada tawaran soalKalau jawaban benar 25 persen, harganya sekian juta, kalau benar 50 persen sekian juta"," ungkap Nuh(cha/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Briptu Norman Kamaru, Brimob Penyanyi Lagu India yang Moncer di YouTube


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler