jpnn.com - SUMBER - Para petani tebu di wilayah Kabupaten Cirebon mengeluhkan kelangkaan pupuk. Padahal, kebutuhan para petani saat musim tanam hingga panen membutuhkan dua kali pemupukan.
Kelangkaan tersebut dikarenakan pembelian pupuk untuk perkebunan tidak diperbolehkan di kios-kios pupuk yang dikhusukan bagi tanaman pangan.
BACA JUGA: Remaja 16 Tahun Tinggalkan Wasiat Sebelum Bunuh Diri
Wakil Ketua DPD APTRI Jawa Barat, Mae Azhar mengatakan, dalam satu hektare lahan tebu, kurang lebih satu ton pupuk dengan komposisi jenis ZA dan Poska.
Para petani tebu pun tidak diperbolehkan membeli pupuk sembarangan di kios-kios. Sebab pendistribusian pupuk untuk petani tebu langsung dikoordinir oleh PG di masing-masing wilayah mereka.
BACA JUGA: Anak Buah Prabowo Minta Pemprov Jabar Tak Beri Izin Ormas Asing
“Jika petani tebu memaksakan pembelian pupuknya di kios-kios yang diperuntukan bagi pupuk tanaman pangan, maka akan melanggar hukum dan bisa ditindak oleh yang berwenang. Maka dengan kondisi pupuk yang di setiap PG-nya mengalami kelangkaan, sangat dimungkinkan kualitas tebu nantinya bakal jelek,” terang Azhar, kepada Radar, Selasa (20/12).
Menurutnya, kondisi petani tebu saat ini sangat sulit mendapatkan pupuk. Bahkan, sebagian petani di Kabupaten Cirebon, banyak yang belum mendapatkan ketersedian pupuk untuk pemupukan tahap pertama.
BACA JUGA: Fenomena Ayam Kampus, Penikmat dari Kalangan Pejabat
“Apalagi untuk pemupukan tahap kedua. Dan rata-rata mereka belum satu pun mendapatkan pupuk untuk kedua, sedangkan rumus menanam tebukan cuma dua. Yang pertama ketersediaan air dan kedua ketersediaan pupuk, tapi sampai saat ini pupuk sangat sulit didapatkan,” jelasnya.
Lebih lanjut dia menjelaskan, luas lahan tanaman tebu di Kabupaten Cirebon hingga puluhan ribu hectare. Namun data yang di pegang dirinya hanya di wilayah Sindanglaut yang mencapai 2.500-an hektare. Dan yang belum mendapatkan pupuk sama sekali yakni seluas 500 hektare lahan tebu.
Dia mengaku, pihaknya sudah melakukan komunikasi dengan dinas terkait, baik dengan pihak PG maupun Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Peternakan, dan Kehutanan (Distanbunakhut) Kabupaten Cirebon untuk dapat menangani kelangkaan pupuk tersebut.
“Dan sampai saat ini belum ada solusi untuk menangani hal ni. Dan saya khawatir tahun depan itu kualitas tanaman tebu bukan tambah bagus tapi tambah jelek karena pupuknya telat. Sebab kalau menanam tebu itu kan juga harus tepat waktu,” kata Azhar.
Pria yang juga sebagai petani tebu di wilayah Sindanglaut itu menjelaskan, dalam penanaman tebu, tidak bisa memberikan pupuk ketika kondisi tebu sudah besar. Jika tidak tepat waktu dalam memupuk tebu. Maka, sangat dimungkinkan hasil tanaman tebu kualitasnya jelek.
“Ini hal yang sangat riskan kalau misalnya pemerintah daerah tidak mengambil tindakan untuk menanggulangi persoalan tebu,” pungkasnya. (sam/dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Lihat! Bu Risma Sibuk di Selokan Berlumpur
Redaktur : Tim Redaksi