jpnn.com - JAKARTA - Tanggul-tanggul di pesisir Pantai Utara Jakarta terbukti tidak mampu melindungi ibu kota dari terjangan air laut. Bahkan baru-baru ini salah satu tanggul tersebut jebol dan menyebabkan kawasan pemukiman elite Pantai Mutiara terendam air laut.
Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama menyalahkan para pendahulunya atas situasi ini. Menurut dia, ada kesalahan perencanaan sehingga tanggul-tanggul tersebut dibangun terlalu pendek.
BACA JUGA: Oalah! Tanggul Jebol Lagi, Banjir Rob Meluas
”Makanya kita mau selesaikan tanggul A, tanggul A itu puluhan triliun biayanya. Nah inilah yang memaksa harus berkontribusi. Sepanjang Jakarta ini total semuanya 105 km,” papar pria yang akrab disapa Ahok ini di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (6/6).
Tahun ini Ahok berencana menyelesaikan pembangunan tanggul baru yang lebih baik kualitasnya. Proyek ini merupakan kerja sama dengan Kementerian Pekerjaan Umum (Kemen PU) dan pemerintah Kerajaan Belanda.
BACA JUGA: Rasain! SPBU yang Suka Curangi BBM Digerebek Polisi
Pembangunan tanggul tersebut, lanjut dia, menjadi alasan beberapa waktu lalu warga kawasan Pasar Ikan ditertibkan. ”Termasuk Pasar Ikan, kenapa Pasar Ikan mau kita gusur kemarin? Itu mau dibuat tanggul. Kalau enggak, itu air laut sudah masuk, itu pompa enggak ada gunanya. Itu kalau tambah hujan 40 persen saja, Jakarta akan tenggelam,” ucapnya.
Selain itu, tambah Ahok lagi, tanggul semakin penting bagi Jakarta lantaran kondisi lingkungan secara global terus memburuk. Pemanasan global yang terus terjadi membuat permukaan laut semakin tinggi. Sementara sebagian besar wilayah Jakarta pada dasarnya sudah di bawah permukaan laut.
BACA JUGA: Astaga! Tiga Bocah SD Tewas di Danau Buatan
”Air dalam bentuk es banyak mencair sehingga air muka laut itu agak tinggi kalau pasang. Nah itu, air laut pasang karena daya tarik bulan, bukan karena reklamasi. Tolong dicatat itu,” tegas juga mantan Bupati Belitung Timur tersebut. (wok/dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Duh, Kondisi Terminal Kalideres Mengecewakan
Redaktur : Tim Redaksi